Rabu, 04 Maret 2015

Perting di PPY

Gimana nih hari ini kabarnya sobat semua ?, he he yang pastinya lagi bahagia dan sehat kan sobat semua !. Topik kita kali ini adalah Perting di PPY."
PERTING DI PPY
Kemarin malam, saya bersama angkatan mengadakan PERTING (Pertemuan Tingkat) di PPY. Perting kali ini berbeda dengan perting biasanya, karena diadakan di luar seminari. saya pribadi merasa semangat untuk mengikuti perting di PPY. Namun sayang, ada 2 teman saya tidak bisa ikut karena sakit. Meskipun demikian, perting tetap berjalan. Kami berangkat setelah makan malam. Oleh karena saya sedang sakit, saya bersama teman (Baur) memutuskan untuk naik kendaraan motor untuk pergi ke PPY. teman-teman dan Rm. Mardi (Wali tingkat 6) naik sepeda. Kami sampai di PPY pukul 21.15.
Saya baru pertama kali datang ke PPY. terkesan tampak dari luar, PPY sangat kecil. Namun ketika memasuki ruangan, saya sungguh dikejutkan dengan bentuk bangunan yang efektif. Kami beristirahat sejenak sembari minum teh, kopi yang telah disediakan.
Tepat jam 21.30, kami mengadakan perting. Perting diawali dengan menonton profil PPY oleh Rm. Mardi Kartono, SJ. Rm. Mardi adalah direktur dari PPY, sehingga kami bisa menggunakan tempat tanpa harus membayar. Agenda perting kali ini adalah sharing dari setiap pribadi berkaitan dengan gambaran karakter pribadi dan gambaran Yesus menurut pribadi.
Saya sangat menikmati perting kali ini. Saya merasa tidak bosan dan ngantuk meski acara baru dimulai jam 21.30. saya mendengarkan sharing dari teman-teman. Saya merasa senang dengan angkatan pasca toper. Saya merasa nyaman dengan kehadiran mereka. Mereka tidak menguasai dan mendominasi. Saya merasa kita sangat menerima dari perbedaan. Saya merasakan kekompakan dengan angkatan.��������������
Satu per satu dari kami menceritakan karakter diri. Kami diminta untuk saling meneguhkan dari setiap sharing teman-teman. Kami saling meneguhkan dengan gaya kami masing-masing. Dengan santai, kami memberikan masukkan, sehingga tidak ada rasa emosi atau menjatuhkan. Saya termasuk orang yang memberikan masukan dengan gaya selengekan.
Pada saat giliran, saya menceritakan karakter saya seperti batu yang keras. Saya adalah pribadi yang keras. Batu itu bisa dilihat dari 2 sisi. Satu sisi batu itu bisa untuk menyakitkan orang dengan cara dilemparkan, tetapi di satu sisi batu itu bisa untuk pondasi. Kira-kira itu gambaran saya. Saya adalah pribadi yang cuek. Jika orang tidak mengenal saya, maka orang akan menganggap saya adalah pribadi yang angkuh. Saya termasuk orang yang mudah emosi, sehingga tidak sedikit orang takut jika berbicara dengan saya. Namun, saya ingin orang-orang yang dekat dengan saya merasa nyaman. saya tidak ingin orang-orang yang dekat dengan saya merasa tidak nyaman. saya berupaya agar kehadiran saya sungguh mengayomi orang-orang yang saya cintai.
Saya menggambarkan Yesus yang Feel Free. Saya merasa Yesus sungguh pribadi yang feel free. Jika tidak feel free, maka Yesus tidak akan mau mati di kayu salib. Saya melihat ke-feel freean Yesus ketika mau wafat di kayu salib. Pada saat pembuatan tesis mata kuliah Kristologi kontekstual, saya pun menyebut Yesus pribadi yang feel free dengan pendasaran teologis dan kitab suci.
Saya mendapat peneguhan dari seorang sahabat dekat saya, yaitu Eltara. Dia mengatakan bahwa saya sudah sopan. Semua orang tertawa ketika mendengar komentar itu. artinya, saya sudah halus ketika menyapa orang. Sebab dulu menurutnya, saya sangat tidak sopan dan cuek ketika bertemu dengan orang. Saya senang mendapat masukan SOPAN. Saya terima masukan itu, semoga ke depannya saya semakin sopan dan ramah.
Acara berlangsung tanpa kita sadari sampai jam 2.30 pagi. Kami ditawari oleh Rm. Mardi untuk misa sekarang atau besok pagi. Kami sepakat untuk langsung misa. Saya heran mengapa saya tidak merasa ngantuk. Padahal ketika jam 23.34, saya merasa ngantuk sekali. Tetapi setelah jam 1.00, saya merasa segar dan menikmati sharing dari teman-teman. Kami pun misa dini hari di kapel PPY.
Ada ceremony peneguhan pada saat misa. Seorang teman, Merdi, membacakan target kami di tingkat 6 ini. Saya menargetkan di tingkat 6 ini bisa lulus ujian ad audiendas dan pindah ke paroki. Sedangkan teman-teman yang lain masih sibuk dengan tesis. Setelah membacakan target, kami diberkati oleh romo dan mendapat kenang-kenangan baju angkatan dengan berspiritualitaskan 1 jiwa, 1 pikiran. Saya merasa spritualitas ini tepat. Saya merasakan 1 jiwa dan 1 pikiran di angkatan ini. Misa selesai jam 4.00 pagi. Kami pun langsung menyerbu kasur yang sudah disediakan. Tanpa diskusi panjang, kami terlelap tidur.
Baru saja kami merasakan nyenyak tidur, kami harus bangun. Sesuai dengan agenda, kami akan mengadakan acara jalan-jalan dengan bersepeda pada jam 6.30. dengan mata masih setengah tertutup, saya pun bangun dan bergegas untuk pulang. Karena saya menggungakan motor, saya pulang lebih dahulu. Teman-teman dan romo melanjutkan jalan-jalan dengan bersepeda ria di kota Yogyakarta.
Saya bersyukur bisa mendengar kisah teman-teman yang bervariasi. Saya semakin mengenal tiap pribadi. Namun sayang, mengapa baru saya alami di tahun-tahun terakhir. Meski demikian, saya masih bersyukur sempat mengalami masa terindah bersama orang-orang luar biasa yang sedang memperjuangkan tujuan utama.

Feel free untuk selalu bersama sahabat�
"
Source : http://christymahendra.blogspot.com/2012/10/perting-di-ppy.html

         Sampai disini artikel tentang Perting di PPY ini saya buat, semoga cukup bermanfaat dan dapat membantu anda semuanya.



Video yang berkaitan dengan Perting di PPY


0 comments:

Posting Komentar