Rabu, 09 Desember 2015

CINTA.

Siang ini saya ingin membahas cinta, karena saya.. *some text missing* lol

Ada seorang teman yang berkata bahwa cinta itu saling melengkapi. Saya tidak membantah tapi tidak pula mengamini. Tapi kok ya saya pikir menyakini cinta sebagai cara melengkapi kekurangan-kelebihan hanya akan membangun standar yang justru runtuhbegitu merasakan cinta itu sendiri. Karena Hubungan bukan rumah dimana kekurangan adalah dinding-dinding berlubang yang perlu ditambal, karena pasangan bukan penyedia batu bata tambahan begitu pula sebaliknya. Manusia harus merasa lengkap dengan dirinya sendiri baru bisa membiarkan dirinya direcoki orang lain. Lagipula, apakah semua kekurangan memang perlu dikompensasi?

Semula saya pun berpikir tidak jauh berbeda. Saya kira cinta artinya menemukan orang sesuai kriteria. Kriteria yang dibentuk dari harapan dan kecemasan. Tapi ada satu titik dimana saya pikir cinta hanyalah kerelaan jangka panjang pada penerimaan dan pemakluman. Hingga pemahaman saya menjadi, cinta adalah keberanian menanggalkan kriteria. (Sudah pasti pemahaman ini pun akan terus berubah-ubah)

Sejalan dengan Lacan, katanya meskipun cinta artinya mengakui bahwa kita kekurangan dan ada korelasi (entah mengingatkan, entah perasaan yang serupa) antara kekurangan yang kita miliki dengan orang yang kita cintai tapi tidak berarti objek cinta harus sebagai solusi permasalahan kita. Sehingga mereka tidak perlu kita bebani dengan tanggung jawab tak kasat mata dari daftar kriteria.

Lalu, lalu, Demi terlepas dari perasaan keterpisahaan, cinta membuat kita menyampirkan hal-hal yang biasanya dipermasalahkan. Mencintai berarti melepaskan jaket tebal ego dan memakaikannya pada orang lain. Menanggung dingin demi menghangatkan. Tapi bisa jadiego yang ditanggalkan adalah bentuk ego lain yang sedang dimenangkan. Toh membahagiakan orang lain atas dasar cinta bermuara pada kebahagiaan sendiri. Ujung-ujungnya kita hanya sedang berputar-putar untuk membahagiakan diri sendiri. Bedanya, kebahagiaan yang ini bergantung pada orang lain. Membutuhkan objek.

Ada banyak jenis cinta, ada banyak faktor yang membuat cinta tidak bisa murni dengan perasaannya sendiri. Kecemasan, rasa aman, harapan, materi, prestise dan sebagainya. Silakan saja memetakan cinta mana yang kita punya. Apakah cinta ala surgawi versi Socrates atau cinta pelapis tipis dorongan seksual versi Freud? Silakan, silakan.

Tetap saja saya manut pada pernyataan Bapak Fromm bahwa cinta adalah jawaban dari setiap permasalahan manusia. Saya tentu ridho kalau otak saya memproduksi dopamine dan serotonin banyak-banyak haha.








reff : http://starinthebox.blogspot.com/2015/04/cinta.html

komponen resep sesuai fungsi

Menurut fungsi bahan obatnya resep terbagi atas :
1). Remidium Cardinal, adalah obat yang berkhasiat utama
2). Remidium Ajuvans, adalah obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3). Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, rasa dan bau dari obat utama.
Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :
a.
Corrigens Actionis,
digunakan untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama.
Contohnya pulvis doveri terdiri dari kalii sulfas, ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar, karena itu diberi kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja opii pulvis tsb.
b.
Corrigens Odoris,
digunakan untuk memperbaiki bau dari obat. Contohnya oleum Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
c.
Corrigens Saporis,
digunakan untuk memperbaiki rasa obat. Contohnya saccharosa atau sirupus simplex untuk obat - obatan yang pahit rasanya.
d.
Corrigens Coloris,
digunakan untuk memperbaiki warna obat . Contohnya obat untuk anak diberi warna merah agar menarik untuk diminum.
e.
Corrigens Solubilis,
digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contohnya Iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat KI / Na




reff : http://fadilashari.blogspot.com/2014/03/komponen-resep-sesuai-fungsi.html

10 years ago.



10 years ago.

I was 16.
They said it's the honeymoon year.
Screw SPM, let's worry about that NEXT YEAR.
I was carefree.

I was 16.
Outreaching my hand to find love.
I seemed to fail everytime.

I was 16.
Being away from home.
Being away from family.

I was 16.
Trying hard to figure out what life was.
Wondered if true friendship really exists.





Fast forward to now.

Nothing seems to change.





reff : http://faliqfahmie.blogspot.com/2010/01/10-years-ago.html