Sabtu, 21 Maret 2015

LITERATUR REVIEW BAKTERI MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

Saya slalu rindu pada sobat semua, saya berharap sobat semua slalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Bahasan kali ini adalan tentang LITERATUR REVIEW BAKTERI MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN."
NAMA : PANCA DIAS PURNOMO

NIM : K2B 007 034

pancadp@gmail.com

BUDIDAYA PERAIRAN

UNIVERISTAS DIPONEGORO



TUGAS LITERATUR REVIEW BAKTERI

MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN



Bakteri Flexibacter columnaris



Menurut Plumb (1994), lingkunngan perairan mengandung banyak sekali spesies bakteri, kebanyakan dari bakteri ini bermanfaat untuk keseimbangan alam dan tidak berakibat buruk bagi ikan. Namun demikian, sekitar 60 hingga 70 spesies bakteri mampu menimbulkan penyakit pada hewan air dan jarang sekali ikan yang terinfeksi bakteri ini juga menyebabkan infeksi pada manusia.

Lingkungan perairan, khususnya perairan budidaya dan eutrophik, menyediakan habitat alami bagi pertumbuhan dan proliferasi bakteri karena tersedianya nutrien-memproduksi bahan organik yang meningkatkan pertumbuhan bakteri. Beberapa bakteri akan tumbuh dan berkembang pesat jika terdapat bahan organik sebagai sumber nutrien, sementara yang lainnya lebih bersifat memilih makanannya dan mampu bertahan hidup dilingkungan dengan cara menempel di inangnya. Selain itu juga, salinitas air, atau media kultur, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan beberapa bakteri. Umumnya, bakteri hidup dengan baik pada pH 6-8, sementara sebagian terbunuh pada pH diatas 11 atau dibawah 5. Bakteri mampu hidup optimum pada suhu 20-240C.

Morfologi bakteri dibagi menjadi 3 bentuk utama yaitu spherical/bola (coccus), rod/batang (bacillus), spiral (spirilllium). Bakteri memiliki karakter khusus dalam pewarnaan yaitu bakteri gram positif (biru) atau gram negatif (merah atau pink). Umumnya, bakteri yang menyebabkan masalah penyakit pda ikan adalah bakteri batang/rod gram negatif, namun beberapa pathogen adalah bakteri rod gram positif atau cocci.

Terdapat dua tipe dasar bakteri yang menyebabkan masalah pada ikan : 1) pathogen obligat, dan 2) pathogen fakultatif. Bakteri yang bersifat obligate sangat jarang ditemui yaitu bakteri yang tidak mampu hidup tanpa menempel pada inang, contohnya adalah Renibacterium salmoninarum, penyebab penyakit ginjal, dan Mycobacterium. Bakteri fakultatif mampu bertahan hiudp di air, namun pada kondisi tertentu, saat lingkungan menyebabkan stress, bakteri ini memyebabkan infeksi penyakit pada ikan. Aeromonas hydrophila, adalah satu contoh dari jenis bakteri ini yang sering ditemukan.

Sebagian besar penyakit bakteri pada ikan ditimbulkan secara langsung dari stressor lingkungan seperti kualitas air, handling, atau parasit nonlethal. Kebanyakan infeksi bakteri adalah bersifat �secondary� bahkan pathogen obligat pun demikian pula. Ikan pembawa bakteri (carrier) obligat (ex. A.salmonicida) tidak menimbulkan efek negatif dengan hadirnya bakteri tersebut sampai respon stress ikan mencapai titik puncak imunitas dan resitensinya, meyebabkan infeksi fase dorman menjadi aktif, melemahkan, dan timbul infeksi klinis. Saat organisme bakteri fakultatif menimbulkan penyakit, seringnya diklasifikasikan sebagai �secondary� dan tidak dianggap sebagai penyebab serius penyakit, namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Infeksi sekunder sering menyesatkan karena sebenarnya banyak bakteri fakultatif adalah penyebab utama kematian ikan dan harus ditangani segera dengan benar.

Gejal klinis yang umum ditemui dari infeksi bakteri adalah hilangnya nafsu makan, tingkah laku dan berenang tidak tentu dan lemah, lendir yang berlebihan pada insang dan kulit, nekrosis pada integumen, sirip geripis, cairan darah terdapat di rongga abdominal, dan internal organ mengalami hemorrhagic dan bengkak. Insang menjadi pucat, bengkak, atau mengalami nekrosis.



Flexibacter columnaris merupakan bakteri yang banyak ditemukan menyerang ikan channel catfish (Ictalurus punctatus). F.columnaris adalah bakteri rod gram negatif yang diameternya berukuran sekitar 1,4 �m dengan panjang 3 hingga 10 �m. Terdapat jenis bakteri Flexibacter yang lainnya, diantaranya adalah F. maritimus, dan F. psychrophila. Faktor utama dalam membedakan ke-3 spesies ini adalah dengan melihat panjang sel, prosuksi asam dari glukosa, prosuksi H2S, katalase, suhu pertumbuhan optimum, toleransi salinitas, dan adanya chondroitinase. Menurut Griffin (1992) ada beberapa cara untuk membedakan F. columnaris dengan kedua saudaranya tersebut yaitu dengan 5 karakter :

1. Mampu untuk tumbuh dengan adanya neomycin sulfate dan polymixin B

2. Tipis, rhizoid, koloni kuning

3. Mampu menurunkan gelatin

4. Mencapurkan merah congo

5. Produksi chondroitin lyase

Flexibacter columnaris menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama �columnaris�. Columnaris termasuk infeksi kulit akut hingga kronis yang menyerang ikan, khususnya chanell catfish. Sinonim dari columnaris termasuk cotton wool dan mouth fungus. Penyakit ini pertama kali didiskripsikan oleh Davis, tahun 1922. Penyakit yang sama dari ikan air laut dan air payau disebabkan oleh Flexibacter maritimus.

Penyakit columnaris ditemukan diseluruh dunia terjadi pada ikan air tawar dan air payau, khususnya di U.S, Eropa, dan Asia. Menurut Meyer (1970), bakteri ini khususnya menyerang ikan chanel catfish dan ictalurids lainnya. Namun demikian, sidat (eel) yang dibudidayakan (air tawar dan payau) juga sangat rentan terinfeksi bakteri F. columnaris (Wakabayashi, et.all, 1970). Selain itu, ikan salmonids, khususnya pada saat di hatchery, ikan mas (Cyprinus carpio) di Eropa, golden shiners (Notemigonus chrysoleucas), fathead minnow (Pimephales promelas), dan ikan koki (Carasius auratus) di Amerika Serikat, samhat rentan terkena infeksi bakteri ini (Bernardet, 1989). Walaupun kelihatannya ada beberapa ikan yang mudah terinfeksi bakteri ini, namun semua ikan air tawar baik liar maupun budidaya, termasuk ikan hias, sangat resisten terhadap infeksi bakteri ini.

Gejala klinis yang ditunjukan oleh penyakit columnaris sangat mudah dikenali dan berbeda antar spesies. Namun, lokasi terjadinya luka sangat bervariasi (Bullock, et.all, 1971). Derajad penyakit, tipe dan lokasi luka, dan virulensi sesuai dengan strain dari bakteri F. columnaris yang termasuk dalam infeksi tersebut (McCarthy, 1975). Perlu diperhatikan bahwa, infeksi bakteri F. columnaris dapat berasosiasi dengan infeksi bakteri lain atau dengan parasit protozoa yang termasuk didalamnya. Pada ikan catfish, infeksi dimulai dari bagian luar, yaitu sirip, permukaan tubuh, atau insang. Sirip mengalami nekrosis dengan pinggiran abu- abu hingga putih. Luka awal pada kulit tampak kecil, terdapat daerah berwarna kebiru biruan yang meluas menjadi luka nekrosis pada ikan yang terinfeksi sehingga pada daerah tersebut kulit kehilangan penampakan mengkilapnya. Luka yang ditimbulkan bakteri ini memiliki pinggiran kekuningan dan putih dengan disertai inflammasi ringan. Mulut ikan yang terinfeksi ditutupi dengan material lendir yang kekuning � kuningan. Tipe luka yang sama terjadi pada eel, trout, cyprinids, dan centrarchids. Luka pada insang berwarna putih hingga coklat (Plumb, 1994). Columnaris umumnya dideteksi dengan mengenali tipe luka pada kulit, sirip dan insang.

Columnaris dapat terjadi sebagai infeksi primer tanpa menimbulkan stress signifikan kepada inang atau, lebih umumnya, infeksi terjadi sebagai infeksi sekunder sebagai hasil dari kondisi lingkungan yang menimbulkan stress atau trauma. Pada kasus yang lain, penyakit ini berkembang sebagai infeksi akut seiring dengan semakin cepatnya kematian.

Columnaris seringnya menginfeksi bagian luar namun juga dapat menjadi sistemik. Hawke dan Thune (1992), menemukan pada 53 kasus infeksi F. columnaris, 11% menginfeksi eksternal, 17% internal, dan total, infeksi eksternal dan sistemik terjadi 86% kasus. Columnaris seringnya ditemukan berasosiasi dengan bakteri lain atau parasit protozoa dalam menginfeksi ikan. Hawke dan thune (1992) menemukan dari 53 kasus infeksi F.columnaris, 46 kasus merupakan infeksi campuran dengan bakteri lain, khususnya dengan Aeromonas spp dan Edwardsiella ictaluri. Hasil penelitian Marks et.all (1980), menunjukan bahwa F. columnaris tidak mampu bertahan hidup dengan baik secara in vitro saat kepadatan A. hydrophila mencapai 100 kali lebih tinggi dibandingkan F. columnaris.

Penyebaran penyakit columnaris umumnya terjadi dari ikan ke ikan lewat media air. Sebagai infeksi sekunder pada ikan channel catfish, penanganan, pengangkutan, penangkapan, suhu, kualitas air (oksigen rendah), dan penyakit lainnya adalah perintis/pemacu timbulnya columnaris (Bullock, 1971). Chanel catfish sangat mudah terserang Flexibacter columnaris pada suhu 15-30 0C dan ikan muda lebih mudah terserang daripada ikan dewasa. Infeksi Flexibacter columnaris pada sidat (eel) meningkat karena rendahnya oksigen terlarut dan kandungan amonia yang terlalu tinggi, dan hal ini berlaku sama pada budidaya ikan yang lainnya.

Manajemen penanganan columnaris meliputi pencegahan, perawatan kondisi lingkungan optimum, penanganan ikan yang benar, dan implementasi dari prosedur perawatan kesehatan yang baik. Pengendalian suhu lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan yang penting, khususnya pada bak, sistem mengalir dan akuarium. Overstocking, dengan pakan dan bahan organik yang berlebihan didalam air, menyebabkan menurunnya kualitas air.

Columnaris umumnya ditangani dengan bahan kimia. Fijian dan Voorhees (1969), menemukan bahwa organisme ini sangat sensitif terhadap oxytetracycline, tetracycline, dan beberapa obat lainnya. Potassium permangate dan copper sulfate banyak digunakan dalam penanganan penyakit columnaris. Vaksinasi ikan untuk melawan F. columnaris menunjukan hasil yang menjanjikan pada akhir tahun 1970 an (Moore, et all. 1990).



DAFTAR PUSTAKA

Austin, B. dan Austin. D. A. 1989. Methods For The Microbiological Examination Of Fish And Shellfish. Ellis horwood, Chichester.



Bernardet, J. F. 1989. Flexibacter Columnaris:First Description In France Dan Comparison With Bacterial Strain From Other Origins. Dis. Aquat. Org.



Bullock, G.L, et.all. 1971. Columnaris Disease Of Fishes. U.S. Department of Interior, Fish Dis. Leaf.



Fijian, N. N dan Voorhees, P. R. 1969. Drug Sensitivity Of Chondroccocus Columnaris. Vet Arh.



Griffin, B. R. 1992. Simple Procedure For Identification Of Cytophaga columnaris. J. Aquat.Anim Health.



Hawke, J. P dan Thune, R. L. 1992. Systemic Isolation And Antimicrobial Susceptibility Of Cytophaga Columnaris From Commerciallly Reared Channel Catfish. J.Aquat.Anim.Health.



Marks, J. E, et.all. 1980. Mixed Infection Incolumnaris Disease Of Fish. J. Am. Vet. Med Assoc.



McCarthy, D.H. 1975. Columnaris Disease. J. Inst. Fish. Manage.

Meyer, F.P. 1970. Seasonal Fluctuation In The Incidence Of Desease On Fish Farms. American Fisheries Society, Washington D.C.



Moore, A.A. et. all. 1990. Attemps To Control Flexibacter Columnaris Epizootic In Pond- Reared Channel Catfish By Vaccination. J. Aquat. Anim .Health.



Plumb, John A. 1994. Health Maintenance Of Cultured Fish Principal Microbial Desease. CRC Press Inc, Boca Raton, Florida.



Wakabayashi, H, et.all. 1970. Studies On Columnaris Ells. Jpn.Soc.Sci.Fish, Japan.

"
Source : http://pancagarden.blogspot.com/2009/11/nama-panca-dias-purnomo-nim-k2b-007-034.html

         Demikian yang dapat saya paparkan mengenai LITERATUR REVIEW BAKTERI MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN yang menjadi pokok bahasan kali ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul postingan ini.



Video yang berkaitan dengan LITERATUR REVIEW BAKTERI MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN


0 comments:

Posting Komentar