Sabtu, 02 Januari 2016

Kebutuhan Anak Usia SD

Kebutuhan Anak Usia SD
by Pakde sofa

Anda telah mempelajari berbagai perbedaan yang terjadi pada anak usia SD sesuai. dcngan berbagai aspek perkembangannya yang bersifat individual. Selanjutnya pada kesempatan ini akan kita pelajari materi tentang perbedaan kebutuhan pada anak usia SD. Sebenarnya, sebagai makhluk psiko-fisik, anak-anak sejak bayi sudah memiliki kebutuhan-
kebutuhan dasar yaitu seperti kebutuhan fisik dan psikis. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan kebutuhan seperti di atas menjadi lebih besar. Kebutuhan sosial psikologis seorang akan semakin lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya.

Pertama-tama, perlu dijelaskan penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-harinya- sering bergantian. Istilah lersebut adalah ?kebutuhan?, ?dorongan?, dan ?motif. Secara definisi istflah ?dorongan? atau ?motif adalah keadaan di dalam diri pribadi seseorang yang merupakan pemicu dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan ?kebutuhan? lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat tergambar bahwa sebenarnya kebutuhan dan dorongan atau motif berjalan seiring namun tidak sama. Dorongan atau motif lebih merupakan sesuntu yang merupakan akibat psikologis dari suatu kebutuhan.

(Sumadi,1970:70; I.efloiv 1982:137). Sedangkan Thompson (1987) mendefinisikan istilah need alau kebutuhan sebagai istilah yang sering digunakan untuk menunjuk suatu drive atau dorongan seperti contohnya manusia membutuhkan tidur, dan kelinci butuh mcnggali liang. Sehingga di sini kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat emotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Jadi dari kedua jabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kata need atau kebutuhan bersifat fisik dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis; Namun demikian, pada pembahasan materi di Kegiatan Belajar 2 ini, akan digunakan istilah kebutuhan supaya tidak terjadi kebingungan.

Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kcpribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki scsuatu di mana kebutuhnn psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera.

Sejalan dengan teori kebutuhan Maslow, pada pembahasan ini akan diambil suatu tcori kebutuhan yang yang dikembangkan olch Lindgren (1980). Arti mendasar di sini adalah pada umumnya. setiap individu memiliki kebutuhan ini. Teori ini bisa dianggap mewakili untuk menjelaskan perbedaan kebutuhan pada tahapan usia anak SD, sehingga pada pembahasan berikut akan dikaitkan dengan perbedaan individu anak usia SD. Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar ini menjadi 4 aspek yang sebenarnya ada juga di dalam teori kebutuhan o!eh Maslow. Klasifikasi 4 aspek kebutuhan tersebut adalah seperti berikut.

Aspek Kebutuhan Menurut Lindgren
  1. Jenjang ke-1 Kebutuahan Jasmaniah, keamanan dan pertahanan Berkaitan dengan pemeliharaan dan pertahanan diri yg sifatnya individual
  2. Jenjang ke-2 Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki, bisa berupa kebutuhan untuk diperhatikan, diterima dan diakui teman
  3. Jenjang ke-3 Kebutuhan yg terkait dengan mencari teman, atau pegangan pada orang lain
  4. Jenjang ke- 4 Kebutuhan yg terkait dengan pengembangan diri yg lebih rumit dan bersifat sosial
Pembagian keempat aspek kebutuhan di atas juga bersifat hierarkis dari kebutuhan yang mendasar yaitu jasmani hingga aktualisasi diri. Selanjutnya di bawah ini, akan dipaparkan keempat aspek kebutuhan di atas jika dikaitkan dengan kebutuhan anak usia SD.

A. KEBUTUHAN JASMANIAII PADA ANAK USIA SD
Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak usia SD membutuhkan makna yang bcrgizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak terhambat.

Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang mempcrhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mcmpcrtinibangkan kebutuhan orang. Oleh karena itu guru perlu mcmbcrikan kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghindari hukuman dcngan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi.

Pada masa usia SD, anak juga sudah mulai merasakan adanya kebjtuhan untuk melindungi diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain. Contohnya: Anak sudah mulai dapat berkelit dengan mengemukakan berbagai alasan, apabila guru menanyakan suatu hal yang dikerjakan secara salah oleh siswa karena takut dimarahi. Perilaku memberi bantahan atau alasan atas perbuatannya timbul sejalan dengan perkembangan berbahasa anak yang sudah mempunyai banyak perbendaharaan kata dan ungkapan-ungkapan

Kebutuhan rasa aman pada siswa akan terpenuhi apabila guru dapat mcnghadirkan suasana kelas yang tenang dan damai. berpihakan seorang guru kepada siswa-siswa tertentu, juga dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak aman pada siswa. Sehingga guru hendaknya dapat bersikap adil dan netral. Namun demikian seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa guru perlu memberikan stimulus-stimulus yang dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin dan aturan belajar yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu. Sehingga siswa tidak salah mengartikan dengan perilaku yang suka-suka sendiri dalam pemenuhan rasa aman tersebut.

Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk: Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan; Dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati dan mendapat persetujuan oleh kelompok sosialnya; Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan sebagai tanda saya dan penerimaan. Hal ini penting bagi anak agar tumbuh dan berkembang sccara positif; Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan a?ari dirinya, jika diriplin tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya; Membantu anak mengembnngkan hati nuraninya, dar, mengasah intuisi dalam dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara bertanggung jawab dan juga dapat mengendalikan tirgkah laku.

B. KEBUTUHAN AKAN KASIH SAYANG
Pada tahap perkembangan sosial
Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi (4, 5 atau 6) di SD yang memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tlia dan guru sebagai sesuatu yang wajar. Sehingga anak-anak tersebut juga membutuhkan perlakuan yang objcktif dari orang tua atau guru sebagai pemegang otoritas. Pada masa ini, anak-anak sangat sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan. Sehingga di sini guru harus bertindak bijaksana dan propcrsional dalam memutuskan suatu tindakan.

C. KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian.. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuban untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga kadang kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru. Seperti pada kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, kebutuhan untuk memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya Sedangkan kebutuhan untuk dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau kelompok bermain. Anak-anak ini akan cenderung mengikuti aturan dari kelompok bermainnya setia, dan juga menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut. Kebutuhan untuk memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga pada benda-benda miliknya dan milik teman sekelompoknya. Dia akan menjaga dengan sepenuh hati benda-benda yang menjadi kebanggaannya atau teman gangnya.

Namun demikian, pada masa ini, anak masih menggantungkan dirinya kepada orang yang dirasa mempunyai keunggulan atau kekuatan apabila i kelompok bermainnya, atau tergantung pada pemegang otoritas yang discnangi seperti guru di kelas. Oleh karena itu banyak kasus para siswa kelas rendah di SD lebih menuruti kata teman dekatnya atau gurunya dibandingkan dengan orang tua sendiri, karena mungkin bukan merupakan sosok yang dikaguminya. Sehingga jika anak-a.iak dapat menemukan kelompok teman yang positif maka mereka akan positif pula. Dalam pemenuhan kebutuhan untuk memiliki, guru perlu memberikan dorongan kearah yang positif tentang bagaimana membentuk kelompok yang dapat bermanfaat misalnya dalam kegiatan pramuka. Guru juga harus memberikan orientasi kepada anak-anak di usia ini, agar tidak begitu saja melakukan berbagai hal yang kadang-kadang berbahaya dan negatif, hanya karena disuruh oleh teman kelompoknya.

D. KEBUTUHAN AKTUALISASI D1RI
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkemba?igan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak-anak usia kelas tinggi di SD. Pada usia tersebut, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atai: berusaha . mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadijuara tinju, pembalap formula, astronot dan sebagainya.

Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri ac?.alah kebutuhan berprestc.si atau reefl for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul keinginan untuk mcnjadi tcrhcbat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka pcmenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.

Dari uraian keempat aspek kebutuhan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua kebutuhan di atas .bisa saling mengisi dan berbeda satu dengan yang lain terhadap setiap masing-masing anak dan sejalan dengan perbedaan perkembar.gan mereka. Peran guru dalam memenuhi kebutuhan anak adalah dengan memberikan dan meningkatkan motivasi kepada siswanya agar sikap mereka berkembang positif dalam memenuhi kebutuhan seperti di atas.

DeCecco dan Crawford (1974) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
  1. Membangkitkan semangat siswa, Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru bisa menggunakan bcrbagai pcndckatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Penting (diperhatikan bila mcngajak dan mcnjaga agar siswa tctap belajar adalah tugas guru dalam rangka mcnjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bcrsama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula bagi guru untuk mengetahui keadaan awal para siswa.
  2. Memberikan harapan yang realistis, Guru tidak hanya harus menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan siswa-siswanya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubah harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu sebaiknya guru mempunyai data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah. Kegagalan kegagalan di bidang apa saja yang sudah dialami siswanya, sehingga guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya. Jika siswa sudah banyak mengalami kegagalan di masa lampaunya, sedapat mungkin guru harus bisa memberikan keberhasilan pada siswa tersebut.
  3. Memberikan insentif, Bila Siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru bisa memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yg manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan dengan pemberian insentif, pemberian umpan balik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan sangat berguna unl meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
  4. Memberi pengarahan, Guru juga semestinya harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan. dengan misalnya menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya siswa bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan tindakan yang diharapkan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan materi tentang beberapa jenis kebutuhan pada anak usia SD. Seperti telah disebut di atas, kebutuhan-kebutuhan tersebut muncul pada berbagai tahapan usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan kebutuhan dan kadar kebutuhan tersebut seja dengan perbedaan perkembangan yang saat itu dialami oleh masing-masi anak.

Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik Karya Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih




reff : http://konselorindonesia.blogspot.com/2010/12/kebutuhan-anak-usia-sd-by-pakde-sofa.html


Video yang berkaitan dengan Kebutuhan Anak Usia SD


0 comments:

Posting Komentar