Jumat, 25 Desember 2015

Yogyakarta #16: Kafe


Kafe? Memangnya saya tipe anak nongkrong yang senang gaul di kafe? Et dah, anak gaul banget nih. Uh, kalau dibilang gitu jadinya nggak juga sih. Saya tuh penikmat kopi. Jadi kalau lihat saya nongkrong-nongkrong di kafe, biasanya itu saya mengerjakan sesuatu atau berdiskusi dengan seseorang sambil menikmati kopi, bukan numpang wi-fi buat fesbukan.

Emang salah numpang wi-fi buat fesbukan? Nggak sih, tapi jadinya mahal aja. Kopi di kafe-kafe gaul Jakarta (Starbucks, Coffee Bean, etc) itu kisaran harganya 40-50 ribu secangkir. Bisa buat makan tiga hari di Jogja tuh. Mahal gilak kan? Mending ke warnet aja terus bikin kopi instan. Rasanya sama dan lebih ekonomis.

Wah, kalau di warnet kan nggak bisa ngobrol? Wah, pertanyaan yang salah tuh. Coba perhatiin deh, mana ada orang yang fesbukan sambil ngobrol. Ada juga yang mukanya dipasang sok serius, tiba-tiba ketawa sendiri. Pernah juga saya lihat yang tidak sengaja (atau sengaja) menyundutkan rokok ke lengan temannya saking fokusnya fesbukan. Kesimpulannya, fesbukan di warnet aja. Kalau di warnet mana bisa nggak sengaja nyundut anak orang, kan disekat.

Lebih ekonomis? Tentu. Walaupun rasanya lebih enak dibandingkan kopi yang biasa kita seduh sendiri, kopi-kopi di kafe yang mahal itu kalau diberi gula terlalu banyak rasanya jadi sama aja kok kayak kopi instan dua bungkus (ini pandangan pribadi yang masih sangat bisa diperdebatkan. Saya sendiri sudah agak lupa rasa kopi instan saking udah lamanya nggak minum). Setahu saya, kebanyakan orang yang minum kopi di kafe itu seringkali menambahkan banyak gula ke kopinya. Makanya, kalau kita perhatikan, semua kafe (kecuali yang prasmanan, dan kafe yang bener harusnya prasmanan sih) memberikan dua bungkus gula bersama dengan kopinya. Dua bungkus aja kadang kurang, ada yang masih minta nambah lagi tuh. Ini kopi woi, bukan kolak!

Kok kayaknya saya jadi ngeledekin orang-orang yang seneng nongkrong di kafe ya? Iya. Abis saya sirik sih. Kalau duit saya banyak saya juga mau tiap hari nongkrong di kafe minum kopi enak. Untungnya, tidak semua kopi buatan kafe mahal. Kopi terenak yang pernah saya coba harganya cuma setengah dari kopi buatan starbucks. Tetap mahal sih untuk ukuran mahasiswa, tapi enak banget sih.

Datang di Jogja, hal pertama yang saya cari selain kost adalah tempat kopi enak. Gak harus kafe loh. Belum ada budget untuk kafe juga. Sejauh ini saya sudah dapat beberapa referensi. Barusan saya juga menemukan kafe yang asik buat berlama-lama, sambil bengong mungkin.

Ada referensi untuk kopi enak di Jogja?




reff : http://dontfeedthewolves.blogspot.com/2011/09/yogyakarta-16-kafe.html


Video yang berkaitan dengan Yogyakarta #16: Kafe


0 comments:

Posting Komentar