Selasa, 10 November 2015

Pendidikan Anak Usia Dini: Peluang yang adil bagi semua

Sun Wook Jung, Education Officer

Bersama para guru Pos PAUD Puspa Hati, Surabaya.��UNICEF Indonesia/2015.

Saya adalah seorang 'drop-out' dari TK saya di Korea beberapa tahun yang lalu. Saya sering berkelahi dengan murid-murid laki-laki hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah. Tetapi prestasi sekolah saya cukup bagus, sehingga saya jadi meremehkan manfaat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Namun, saya sadar sekarang bahwa saya sangat beruntung memiliki seorang ibu yang sering membacakan buku dan mengajari saya bagaimana cara menghitung. Jadi, meskipun saya keluar dari TK, saya tetap mendapatkan pendidikan anak usia dini di rumah. Hal ini belum tentu terjadi bagi banyak anak-anak di seluruh dunia, terutama mereka yang berasal dari keluarga marginal dan miskin di Indonesia.


Kapasitas intelektual dan fisik anak ditentukan pada usia dini. Mereka membutuhkan seseorang untuk membantu perkembangan mereka selama masa pertumbuhan otak. Hal ini seharusnya tidak tergantung pada keberuntungan belaka, yaitu apakah mereka memiliki orang tuan yang bisa memberikan waktu dan perhatian untuk mengajarkan mereka membaca, menulis, dan berhitung.

Guru adalah kunci untuk perkembangan anak. Saya sering memikirkan kutipan terkenal di McKinsey Report: "kualitas sistem pendidikan tidak dapat melebihi kualitas gurunya". Anak-anak membutuhkan guru yang tidak hanya mengajarkan keterampilan tetapi juga memiliki kesabaran dan keperdulian terhadap anak-anak.

Itulah mengapa saya merasa sangat senang ketika bertemu Ibu Sri Emy, seorang pelopor PAUD, saat berkunjung ke Surabaya. Ibu Sri Emy adalah pendiri dan kepala Puspa Hati Centre

reff : http://indonesiaunicef.blogspot.com/2015/06/pendidikan-anak-usia-dini-peluang-yang.html


Video yang berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini: Peluang yang adil bagi semua


0 comments:

Posting Komentar