Penyakit Difteri
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium Diphtheriae (C. diphtheriae).
Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.
Pembawa kuman ini adalah manusia iri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari.
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik, eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. bayi,kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
Pemutakhiran Terakhir ( Senin, 02 Agustus 2010 10:15 )
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.
Penderita difteri umumnya anak-anak, usia di bawah 15 tahun. Dilaporkan 10 % kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. Selama permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak-anak muda. Penyakit ini juga dijumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangatlah penting, karena berperan dalam menunjang kesehatan kita. Lingkungan buruk merupakan sumber dan penularan penyakit.
Sejak diperkenalkan vaksin DPT (Dyphtheria, Pertusis dan Tetanus), penyakit difteri mulai jarang dijumpai. Vaksin imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini.
Bakteri Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri akan menginfeksi saluran nafas. Masa inkubasinya adalah 2-4 hari. Tanda pertama dari difteri adalah sakit tenggorokan, demam dan gejala yang menyerupai pilek biasa. Bakteri akan berkembang biak dalam tubuh dan melepaskan toksin (racun) yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan membuat penderita menjadi sangat lemah dan sakit.
Gejala-gejala lain yang muncul, antara lain:
? Menelan sakit, batuk keras dan suara menjadi parau
? Mual dan muntah-muntah
? Demam, menggigil dan sakit kepala
? Denyut jantung meningkat
? Terbentuk selaput/membran yang tebal, berbintik, berwarna hijau kecoklatan atau keabu-abuan di kerongkongan sehingga sukar sekali untuk menelan dan terasa sakit
? Bila difteri bertambah parah, tenggorokan menjadi bengkak sehingga menyebabkan penderita menjadi sesak nafas, bahkan yang lebih membahayakan lagi, dapat pula menutup sama sekali jalan pernafasan.
? Kelenjar akan membesar dan nyeri di sekitar leher.
? Kadang-kadang telinga menjadi terasa sakit akibat peradangan
? Penyakit difteri dapat pula menyebabkan radang pembungkus jantung sehingga penderita dapat meninggal secara mendadak.
Pepatah bilang "mencegah lebih baik daripada mengobati". Sebelum timbul sakit yang membutuhkan penanganan lebih serius dan tentunya memakan biaya besar, sebaiknya kita mencegah agar terhindar dari sakit. Berikut ini,
tips cara mencegah difteri:
? Mengurangi minum es. Minum minuman yang terlalu dingin secara berlebihan dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan tenggorokan terasa sakit.
? Memberikan vaksinasi DPT pada anak-anak sebelum difteri menyerang.
Vaksin dapat merangsang terbentuknya antibodi tubuh untuk melawan kuman serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu. Vaksinasi DPT biasanya diberikan sejak bayi berumur 3 bulan. Untuk pemberian kekebalan dasar perlu diberi 3 kali berturut-turut dengan jarak 1-1 ? bulan, lalu 2 tahun kemudian diulang kembali.
? Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. Penyakit menular seperti difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itulah, selain menjaga kebersihan diri, kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
? Makanan yang kita konsumsi harus bersih. Jika kita harus membeli makanan di luar, pilihlah warung yang bersih. Jika telah terserang difteri, penderita sebaiknya dirawat dengan baik untuk mempercepat kesembuhan dan agar tidak menjadi sumber penularan bagi yang lain. Pengobatan difteri difokuskan untuk menetralkan toksin (racun) difteri dan untuk membunuh kuman Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri. Setelah terserang difteri satu kali, biasanya penderita tidak akan terserang lagi seumur hidup.
Berikut ini beberapa ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi difteri
Resep 1 :
2 buah mengkudu yang matang + 10 lembar daun jinten dicuci dan dijus atau dihaluskan dan diperas airnya. Air tersebut digunakan untuk berkumur dalam tenggorokan selama sekitar 3 menit, lalu ditalan. Lakukan 3 kali sehari, setiap kali 3 sendok makan.
Resep 2 :
Umbi bidara upas dijus atau diparut dan diperas airnya hingga terkumpul 100 cc, lalu airnya tersebut digunakan untuk berkumur di tenggorokan selama sekitar 3 menit, lalu di telan.
Resep 3 :
15 gram sambiloto segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahakan 3 sendok air jeruk nipis dan 5 sendok makan madu, diaduk, airnya digunakan untuk berkumur-kumur, lalu ditelan. Lakukan 3 kali sehari, setiap kali 2 sendok makan.
Resep 4 :
1 butir biji pinang kering ditumbuk halus, diseduh dengan 200 cc air mendidih, tambahkan 1 sendok makan madu, setelah dingin dipakai untuk berkumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang. Lakukan 3 kali sehari.
Catatan :
- untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci enamel atau panci kaca.
- Tetap konsultasi ke dokter.
Rabu, 16 April 2008 09:17
reff : http://puskesmas-maesan.blogspot.com/2014/01/dipteri.html
0 comments:
Posting Komentar