Minggu, 06 Desember 2015

LIPATAN

Bentang alam struktural adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa lipatan dikendalikan oleh suatu energi yang berasal dari dalam bumi atau biasa disebut sebagai energi Endogen. Bentang alam ini dapat dijumpai dimanapun serta mudah diidentifikasi. Jika ada perbukitan ataupun pegunungan yang tidak menunjukkan gejala vulkanisme, dan terekspresikan dalam deretan yang panjang, maka itu merupakan bagian dari bentang alam struktural. Lipatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bentang alam struktural. Lipatan sendiri merupakan struktur yang berbentuk menyerupai gelombang dan umumnya berkembang pada batuan berlapis yang mengalami gaya kompresi horisontal atau gaya vertikal. Dengan adanya lipatan, maka susunan stratigrafi dari batuan sedimen dan batuan yang berasal dari gunung berapi menjadi terlihat dengan jelas.

Berdasarkan kenampakan pada penampangnya, maka lipatan terbagi menjadi dua jenis, yakni antiklin dan sinklin. Antiklin merupakan lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas) sedangkan sinklin adalah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas). Proses perlipatan pada batuan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, serta sifat pada tubuh batuan itu sendiri (komposisi dan tekstur).

Bagian-bagian lipatan

Salah satu bagian dari lipatan adalah axial plane atau axial surface. Axial plane merupakan bidang yang memotong puncak sehingga bagian samping dari lipatan menjadi kurang simetris. Bagian dari lipatan yang lain adalah limbs atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai sayap lipatan. Limbs adalah bidang miring yang membangun struktur sinklin atau antiklin. Limbs memanjang dari axial plane pada lipatan satu ke axial plane pada lipatan lainnya. Inflection point adalah titik dimana terdapat perubahan pada lengkungan yang mana lengkungan ini masih termasuk bagian dari limbs itu sendiri.

Selain itu masih ada lagi bagian-bagian lipatan lainnya. Diantaranya adalah crest dan through. Crest adalah garis sepanjang bagian atau daerah tertinggi dari suatu lipatan. Atau lebih tepatnya garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari suatu lipatan pada bidang yang sama. Crest dapat pula disebut sebagai hinge line. Adapun bidang pada lipatan tempat terbentuknya crest disebut sebagai crestal plane. Sedangkan through sendiri adalah kebalikan dari crest. Through merupakan garis yang menempati bagian paling rendah dari suatu lipatan. Dengan kata lain, garis ini menghubungkan titik-titik paling rendah dari bidang yang sama. Dan bidang tempat terbentuknya through dinamakan dengan trough line.

Tata nama lipatan

Tata nama lipatan didasarkan oleh kehadiran atau kenampakan lipatan pada suatu penampang yang mungkin dipertimbangkan pertama kali. Dan ini merujuk pada letak atau kedudukan dari axial plane dan limbs pada lipatan. Beberapa diantaranya adalah antiklin, sinklin, symmetrical fold dan asymmetrical fold. Antiklin ialah suatu lipatan yang cembung ke arah atas. Pada antiklin, dua kemiringan limbs saling menjauh satu sama lainnya. Pada beberapa antiklin, dua bidang miring limbs memiliki jarak yang sama. Sinklin adalah suatu lipatan yang cekung ke arah atas. Berbeda dengan antiklin, dua kemiringan limbs justru saling mendekat satu sama lainnya. Istilah lainnya adalah symmetrical fold dan asymmetrical fold. Disebut sebagai symmetrical fold jika bidang sumbu (axial plane) dalam posisi tegak atau vertical. Dan dikatakan sebagai asymmetrical fold jika axial plane dalam keadaan miring atau tidak tegak lurus. Pada symmetrical fold, dua kemiringan limbs memiliki sudut yang sama, sedangkan pada asymmetrical fold, masing-masing kemiringan pada limbs memiliki jarak yang berlawanan sehingga sudut yang dihasilkannya pun berbeda pula.

Lipatan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya kemiringan dari axial plane menjadi 3, yaitu recumbent fold, inclined fold dan upright fold. Bentuk recumbent fold utamanya diperlihatkan dengan posisi axial plane yang horisontal, walupun tidak murni horisontal memang. Sudut yang dibentuk oleh axial plane ini sendiri berkisar antara 00-100. Adapun inclined fold ditunjukkan oleh posisi axial plane yang yang miring dan membentuk sudut 100-700. Sedangkan pada upright fold, sudut yang dibentuk adalah 700-900 yang itu berarti posisi dari axial plane tersebut hampir vertikal. Walaupun sebagian besar dari struktur lipatan memiliki anticlinal maupun synclinal axes yang relatif membulat, ada juga beberapa dari struktur lipatan tersebut yang tajam serta bersiku-siku. Struktur yang demikian ini disebut dengan chevron folds. Itulah sebagian contoh dari jenis-jenis lipatan yang terbentuk di permukaan bumi. Sebenarnya ada begitu banyak jenis-jenis lainnya dari lipatan yang tidak bisa disebutkan di sini.





reff : http://diptaassiduarjuwy.blogspot.com/2009/02/lipatan.html

News | Galeri Letusan Merapi

Aktivitas Gunung Merapi belum berhenti. Jumat pagi, ia kembali mengirim awan panas. Warga masih mengungsi. Kandidat juru kunci Merapi yang baru, Ponimin, mengatakan letusan Merapi belumlah puncaknya. Kata dia pada Jumat (29/10), "Tunggu lima-enam hari."

Kata-kata Ponimin didasarkan pada petunjuk "kakek tua misterius". Tentu saja, keabsahan secara ilmiah tak bisa dipertanggungjawabkan.

Mari tengok beberapa foto yang menceritakan berbagai hal seputar letusan Merapi kali ini.
Juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan, satu hari sebelum letusan Gunung Merapi di rumahnya di Desa Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, Senin (25/10). (FOTO ANTARA/Regina Safri)
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal di kawasan Kinahrejo, Kepuharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/10). (FOTO ANTARA/Wahyu Putro)
Sejumlah siswa SD melakukan sholat ghaib di Masjid Sabilillah, Malang, Jawa Timur, Kamis (28/10). Aksi yang diikuti sekitar 200 siswa SD tersebut untuk mendoakan arwah korban bencana Gunung Merapi dan tsunami Mentawai. (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Kendaraan melintas di jalan raya Yogya-Magelang yang diselimuti abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi, di Muntilan, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa (26/10) sore menyemburkan awan panas disertai abu vulkanik hingga 50 kilometer, selain mengganggu pengendara mobil maupun sepeda motor karena jarak pandang hanya 10-15 meter abu vulkanik juga menggangu pernafasan. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Pekerja membersihkan stupa candi Borobudur akibat abu vulkanik erupsi Gunung Merapi di Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Untuk sementara waktu candi Borobudur ditutup untuk wisatawan selama proses pembersihan permukaan candi Borobudur yang diselimuti abu vulkanik. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Sejumlah pengungsi tidur di lantai Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung, Muntilan, Magelang, Jateng, Rabu (27/10) dini hari. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Seorang anak menggunakan masker untuk melindungi pernafasan dari abu vulkanik letusan Merapi di dalam tenda pengungsian Jumoyo, Salam, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Sebagian pengungsi anak-anak mengalami gangguan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) akibat tebalnya abu vulkanik yang beterbangan. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Penduduk mengamati kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi di Desa Kinahrejo, Kamis (28/10). (AP Photo/Binsar Bakkara)
Awan panas terlihat keluar dari puncak Gunung Merapi, diabadikan dari Sidorejo, Kemalang, Klaten, sekitar pukul 06.17 WIB Jumat (29/10). (FOTO ANTARA/Andika Betha)
Lava terlihat menyala bersama hembusan asap vulkanik dari kawah Gunung Merapi yang terlihat dari Cangkringan, Yogyakarta, Jumat (29/10) pagi. (AP Photo/Binsar Bakkara)
Dodi IR

Dodi Ibnu Rusydi, editor dan produser halaman depan Yahoo! Indonesia.
Email: redaksi[at]yahoo-inc[dot]com
http://id.news.yahoo.com/yn/20101029/tid-galeri-letusan-merapi-a143c86.html




reff : http://koprolmedan.blogspot.com/2010/10/news-galeri-letusan-merapi.html

Teman untuk Filo



Teman untuk Filo

Cerpen Rohyati Sofjan


S
etiap melihat ikan yang kupikirkan hanyalah bagaimana cara memasaknya dengan benar agar enak dimakan. Goreng, bakar atau rebus, bergantung jenis ikannya. Mamaku selalu masak ikan dan aku dengan senang ikut membantu jika sempat. Toh, sebagai anak tunggal ikan itu hanya untukku, dalam artian aku akan mengambil porsi lebih besar daripada mama atau papa, hehe. Tak ada yang protes itulah untungnya jadi anak tunggal, tak perlu rebutan.
Dan aku mengernyit mengamati mainan baru Anna. Aquarium mini berbentuk toples itu ternyata berisi makhluk hitam kecil dengan ekor spiral yang meliuk-liuk. ?Kamu menelefonku ke sini hanya untuk menonton kecebong?!? seruku tak bisa menahan tawa. Di telefon tadi dengan antusias Anna bilang bahwa ia punya ikan peliharaan, dan aku berharap bahwa ikannya jenis yang bisa dimakan agar jika mati karena salah urus tak mubazir. Namun yang ini, ya ampun! Aku tenggelam dalam tawaku mengabaikan ekspresi Anna yang bingung.
?Apa katamu tadi, Fi??
?Kecebong!? seruku menikmati gema dari namanya. Yang jelas ini bukan kece, bong! Alias cakep, dan bong itu kata seru bikinanku sendiri, hehe.
?Tapi kata David tadi ini ikan spesial.? Anna tak terima.
Alisku bertaut, jadi David the menace itu tak tahan juga untuk menjaili Anna yang lembut dan penakut? Anak itu 3 atau 4 tahun lebih tua daripada kami, namun badungnya sangat mengerikan bagi anak-anak sampai orang dewasa. Kami menjulukinya David The Bullying alias David si penggencet. Ia tak segan mengganggu siapa saja, memeras anak lain agar menyerahkan miliknya, mencuri buah dari pohon tetangga, sampai memancing di empang milik orang. Pokoknya segala hal kenakalan yang bisa membuat anak perempuan atau lelaki menangis, apalagi David punya geng yang kusebut gerombolan si berat. Huah, kecil-kecil sudah jadi kepala bandit....
?Jadi ini dari David??
Anna mengangguk lesu. Kupikir setelah ancamanku pada David tempo hari lalu untuk tidak mengganggu kami atau siapa saja dengan hampir mematahkan hidungnya tepat di depan gerombolan si berat yang bengong melihat bosnya dikalahkan seorang anak perempuan, akan membuatnya kapok. Sekarang ia mau apa? Membuat lelucon bahwa ikannya merupakan hadiah permintaan maaf karena telah merebut dan melemparkan bungkusan ikan mas koki Anna yang baru dibelinya waktu itu? Aku kesal.
?Yuk, kita ke sana!? Aku mengangkat aquarium dengan hati-hati.
?Ke mana?? tanya Anna bingung.
?Ke rumah David!?
T

ernyata tidak sulit mencari David. Ia sedang bengong di kursi teras rumahnya yang besar dan megah. Satpam membukakan gerbang dan mempersilakan kami masuk dengan ramah. David seakan tidak mendengar langkah kami. Hingga aku yang tidak sabaran merasa harus membentaknya. ?David!?
David tersentak seolah ia barusan tidur dengan mata terbuka. ?Eh, Fi...?
?Katakan apa maksudmu memberi kecebong pada Anna sebagai ganti ikan mas kokinya yang mati kamu lemparkan ke aspal?? aku marah karena teringat kejadian kala sedang melintas dengan sepeda lipatku tahu-tahu ada ikan terbang dan mendarat tepat di depan roda depan hingga aku melindasnya. Aku jatuh dengan gusar dan sedih karena telah menabrak ikan mas koki tak berdosa hingga mati. Dan saat aku berusaha mencari sumber siapa biang kerok yang sembarangan main lempar ikan, ternyata David dan gerombolannya sedang mengganggu Anna tak jauh dari tempatku.
Waktu itu Anna menangis sambil memegang erat-erat aquarium kecilnya agar tak dirampas David yang mendesak. Aku tak tinggal diam dan secepat kilat bersama sepedaku menabrak David agar menjauh dari Anna. David tentu saja marah dan tak terima, sebelum ia memerintahkan gerombolannya bertindak aku sudah memukul hidung David hingga terjengkang. Oh, sekadar info aku ikut karate di sekolahku dan sering mengikuti kejurnas antar sekolah. David tentu saja tercengang karena ia dikalahkan anak SD kelas V. Dan aku mengancamnya agar ia tak mengganggu Anna lagi atau akan menanggung akibat yang lebih parah nantinya. Juga harus mengganti ikan mas koki yang dilemparkannya. Perhatikan, ikan mas koki dan aku tak pernah salah bilang kecebong atau berudu alias anak katak!  
Dan kini, di sore yang berangin ini aku (juga Anna) ingin tahu apa maksud David memberi Anna kecebong.
David berdiri, ia lebih tinggi daripada kami. Tentu saja karena ia sudah SMP. Aku mendongak waspada. ?Namanya Filo,? gumam David pelan.
Aku tak bereaksi. Sebaliknya Anna malah berkata dengan nada lembut, ?Kecebong yang kamu berikan itu bernama Filo??
David mengangguk mantap. Aku ingin terbahak. Filo, agak miriplah dengan ikan giru kecil bernama Nemo dalam film kartun Finding Nemo. Apa David doyan ikan?
?Aku ingin seperti Filo, Fi.?
?Kamu ingin seperti kecebong,? aku tak tahan untuk mengejek. Namun David hanya tersenyum.
?Ya, katakanlah secara filosofis, Fi.?
Giliran aku yang bingung.
?Papamu,? lanjut David. ?Kemarin ia datang lagi ke sini. Semula aku takut ia akan memarahiku karena soal ikan yang mungkin kamu adukan. Sebaliknya ia malah mengajakku ngobrol banyak hal tentang kehidupan.?
Aku diam. Setelah menghajar David dan mengantar Anna pulang ke rumahnya, aku mengadu pada Papa tentang ulah David yang kali ini sangat keterlaluan. Papa yang murah hati hanya diam. Aku kesal karena Papa diam saja. Apa iya bisa mengubah si menace itu jadi manis dengan menyogoknya buah rambutan doang?
Dulu, ketika masih kecil aku memergoki David dan gerombolannya mencuri buah rambutan di pekarangan dengan cara menggunakan galah panjang. Aku mengadu pada Papa, tapi Papa hanya tersenyum. Ia mengambil galah dan memetik banyak sekali rambutan. Menyuruhku membantunya mengumpulkan di keresek besar. Dan Papa mengajakku ikut. Apa yang dilakukannya membuatku tercengang. Papa mengajakku ke rumah David hanya untuk mengantarkan rambutan itu. Kami bahkan harus menunggu di teras sampai David pulang dan menerima bagian rambutannya. Kedua orang tua David selalu sibuk dan jarang di rumah. David sepertiku merupakan anak tunggal. Bedanya aku dibesarkan dalam keluarga yang harmonis.
?Untuk David dan teman-teman,? kata Papa ramah. ?Kalau ingin rambutan jangan sungkan datang ke rumah, dengan senang hati Om dan dik Sofia akan berbagi. Ada banyak kok.?
David waktu itu malu, menerima rambutannya dengan ucapan terima kasih yang lirih. Sejak saat itu David dan gengnya tak pernah mengganggu pohon rambutan kami kala berbuah, tidak juga menjadikanku sasaran untuk digencet. Ia seperti segan pada Papa dan aku. Namun setiap musim rambutan Papa akan datang ke rumah David dengan membawa sekeresek besar rambutan untuk dibagikan pada teman-temannya juga. Aku mau tak mau menemani Papa sebab Papa bilang ia ingin melatihku agar mau berbagi pada yang membutuhkan. Aku tidak keberatan berbagi, namun mengapa harus pada si bandit kecil itu, kesalku. Papa hanya tersenyum. Berbuat kebaikan jangan lihat orangnya tapi konteksnya, Sofia, kata Papa waktu itu. Aduh, Papa suka bicara dengan gaya bahasa berat yang sulit dicerna anak kecil. Apa semua orang dewasa memang rumit? Tapi bagaimana jika aku dewasa akankah ikut bergaya bicara rumit kayak Papa? David dan gengnya pernah diundang Papa untuk pesta rambutan namun tak nongol. Jadi Papa memilih mengantarkan rambutannya dari dulu sampai sekarang.
Jadi, apa yang dilakukan Papa sampai David ngomong Filo segala?
David seolah bisa membaca raut wajahku yang berkerut. ?Selama ini aku hanya mengacau saja, Fi. Aku minta maaf. Juga terutama pada Anna.? David memandang kami bergantian.
?Tentu kamu tahu bagaimana katak bermetamorfosis, dari telur-berudu kecil-berudu besar-anak katak-lalu katak, jika aku tidak salah urai,? kata David. Aduh, pelajaran itu sih sudah kupahami benar dari acara TV juga. Namun Anna belum pernah melihat kecebong secara langsung seumur hidupnya.
?Aku tak mau selamanya jadi bandit,? David sepertinya tertohok dengan ucapanku tentang julukannya tempo hari lalu.
Aku tak bisa menahan senyumku padahal seumur hidup aku tak pernah tersenyum pada David. ?Lalu??
?Mungkin aku butuh teman seperti Filo, teman yang tulus dan berani meluruskan yang salah.? Suara David mengambang serak di udara sore yang kali ini hangat. Aku dan Anna saling berpandangan dan mengangguk.
?Ide bagus,? kataku. ?Kita bisa jadi teman Filo dan melihat ia tumbuh alami mengikuti hukum alam, sepakat?? Aku memandang David dan Anna bergantian. Wajah David yang murung berubah ceria. Anna seperti lega, sepertinya kisah the menace tamat. Ya, semoga David jadi anak yang baik. Betapa mengerikannya bagi sebagian besar anak untuk hidup di bawah kendali orang lain berupa digencet. Semoga David benar-benar sadar.
Bertiga, kami mengamati Filo berenang bebas dalam kolamnya. Mungkin suatu saat ia akan melompati tepi aquarium sebagai katak yang merdeka.***
            Limbangan, 9 Januari 2012






reff : http://rohyatisofjan.blogspot.com/2014/03/teman-untuk-filo.html

THE SPIRIT OF THE TRAILS


The Start Line:
Lota was smiling from ear to ear. He was having a hard time containing his excitement. He couldn?tstand still. He kept pulling pranks on his siblings, his Dad and I. His little sister was enjoying the fun mood Lota was in. She keptmaking faces at him and doing silly poses toembarrass her brother.

As more and more runner filled the Start Line of the Park City Wild Half, the more I felt those?Mommy Butterflies" in my stomach. This is Lota?s longest race since his 4th brain surgery. The one that shook me to my core. He was suppose to bounce back with no problem but he struggled this time around and as his Mom, I am constantly worrying about him. I knew Keith will be outthere on the trails with Lota and the girls but that never stops me from worrying. I guess that?s the Mom in me.

A runner walked by and said Hi. She was sporting her superhero running gears. My four year old is intrigued and started asking questions. The runner introduced herself. She told us that she went from being in and out of a wheelchair for five years after a very serious parachute accident in the military and several surgeries to running ultra races and marathons. And then she told me how she donates every mile she runs to a sweet little boy named Alex who has passed away from cancer. Keith and I were truly inspired.

I knew Alex. Alex made a great impact in my life. He was the first child with cancer that I had the honor to meet. I still remember his adorable smile that day when I asked to take a picture with him. Even though he was so tired, he agreed and smiled for our picture. As she told her story, the Mommy Butterflies slowly leave me. A great feeling of peace filled my heart.

As I looked around me, I saw many people who weren?t there just to run a personal best that day. I saw people who run for Hope. I saw people who run for little Warriors who are fighting with us from the other side. I saw people who run for a bigger purpose than themselves. I saw and felt the warmth of the Spirit of the Trails.

I knew this would be one of the hardest race Lota will ever run. I knew he was running this race for himself. I knew he will be a stronger fighter with each mile her conquers on the trail and I wanted him to be alright out there.



Crossing the Finish Line:
Lota finally crossed the finish line at 3:32 minutes (He ran this race at 2:58minutes last year). He was greeted by cheers and applause from those who waited patiently for him to finish. Some of them had crossed the finish line over 3 hours earlier. In the midst of their applause for Lota, I also heard a subtle but clear sound. It was calm and gentle. It glided by me with ease as I stood there with admiration for my boy. It sent a feeling of peace and reassurance through me. I felt the Spirit of the Trails was right there, gently handing my boy back to me. Letting me know, my boy is alright. Letting me know Lota overcame more than 13.1 miles that day. Letting me know I don't have to worry so much.



"Thank You Mom"
As I stood in the kitchen Sunday morning, Lota walked up to me and gave me a hug. He is smiling from ear to ear again. ?Thank you Mom, for supporting me with my race yesterday. I had a really good time?, he said. I wanted to melt. I squeezed him right back. My heart smiled with gratitude. The Spirit of the Trail is Alive within my boy. I am grateful to finally feel of its presence.


Yesterday Lota did a video to re-tell his experience from Saturday. Re-telling is very important as he work to improve his memory during his recovery.





reff : http://lotatoaourwarrior.blogspot.com/2015/06/the-spirit-of-trails.html

Resep : Otak - Otak Tengiri aLa EmaK

Bikinnya cukup gampang, cepat, nggak ribet. Plusnya kandungan gizinya juga banyak dan baik untuk pertumbuhan anak *dare ikaaan getuu lhoo* <-- halaaaahhh ixixix

Monggo silahken di jajal ya ?



Bahan :

600 gr daging ikan tengiri (haluskan)
100 ml santan kental
4 sendok mkn tepung kanji
Daun pisang untuk bungkus

Bumbu halus

8 btr bawang merah
6 btr bawang putih
6 btr kemiri
? sdt teh ketumbar
Merica
dan garam secukupnya alias di icip2 dulu lah

Saosnya ?

Tergantung selera sih ? ada beberapa yg suka di cocol saos sambal biasa
Di cocol bumbu pecel <---- gampang bikinnya (beli yg udah jadi di pasar banyak) ixixix


Cara Bikiiinnn

1. Campur ikan bersama bumbu halus, santan, tepung kanji. Aduk sampe rata
Kalau punya blender bisa d pake juga. Tips nya adonan dikit2 aja ntar blendernya ngadat. Kecuali blendernya buat giling daging bisa ?

2. Ambil adonan 1 sdk mkn/terserah aja dech. Bungkus dgn daun pisang, jangan lupa semat pake lidi biar nggak udaarrr ? wkwkwkwk

3. Kukus mpe stengah matang. Angkat dan bakar sebentar sebelum di sajikan dgn saosnya.


NB : jadi 30 bungkus ... ehh 100 dink kalo kwecil kwecill .... hahahaha
Met makaaaannnnnnn






reff : http://ngetehanget.blogspot.com/2011/01/bikinnya-cukup-gampang-cepat-nggak.html

Moths of Sg. Sia

A friend did some moth photography using a Natrium light but I only went the next morning so most of the moths had already flew off back to the forest, leaving a handful behind. Nevertheless, they are amazing in term of colour and shape...the white-washed wall looked like a stealth bomber graveyard with UFOs littering the place...



















reff : http://nlliew66.blogspot.com/2014/10/moths-of-sg-sia.html

Masa Depan ASEAN

Andre Notohamijoyo
Gema tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlaku akhir 2015 sudah sangat nyaring. Berbagai pertemuan dan kajian tentang MEA pun sudah sangat banyak dilakukan. 

Sebagai orang yang banyak berkecimpung dalam kerja sama ASEAN, penulis justru tidak tahu harus bagaimana menyikapi MEA. Kerja sama ASEAN tidak pernah dan hanya berkisar seputar rapat, lokakarya, pelatihan, dan seminar. Ada gurauan di antara para delegasi: "Selesai acara, selesai pula persoalan". Bagaimana mewujudkan integrasi ekonomi dengan kondisi demikian? 


Penulis kerap berdiskusi dengan rekan-rekan sesama delegasi ASEAN. Mereka umumnya mengeluhkan lambatnya perkembangan isu yang dibahas di ASEAN dan tidak pernah tuntas. Sebagai contoh, kerja sama komoditas pertanian dan kehutanan lingkup ASEAN di bawah kerangka Joint Committee on Agriculture and Forestry Product Promotion Scheme yang telah diinisiasi lebih dari 20 tahun lalu, sebagian besar stagnan dan bahkan beberapa komoditas (seperti lada, tapioka, kelapa, kacang dan bebijian, produk kayu, dan kelapa sawit) dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi ada perkembangan. Tercatat hanya pertemuan terkait komoditas tuna dan rumput laut yang rutin diselenggarakan secara tahunan. 

Kerja sama intra-ASEAN dalam bidang perdagangan barang, jasa, serta investasi secara alamiah sebetulnya sudah berjalan bagus dan integrasi ekonomi lebih konkret terlihat. Produk-produk ekspor dengan mudah ditemui di jaringan retail negara-negara ASEAN. Begitu pula jaringan restoran, waralaba, jasa keuangan, hingga bisnis daring. Meskipun tentu saja ada peran pemerintah atas terwujudnya kerja sama tersebut, sebetulnya kerja sama antarpelaku usaha terjadi karena adanya kepentingan ekonomi alih-alih karena dorongan negara. 

Konvergensi ASEAN justru semakin melemah. Tengoklah, sangat sedikit pameran dagang yang memakai atribut ASEAN. Demikian pula pameran internasional di luar ASEAN yang memakai embel-embel ASEAN. Proyek-proyek pembangunan yang diinisiasi ASEAN terhitung sangat sedikit. Bisa jadi pabrik pupuk ASEAN Aceh Fertilizer di Aceh yang sekarang sudah tutup akibat kekurangan pasokan gas dan mismanajemen merupakan proyek terakhir ASEAN.

Delapan kendala
Mengapa kerja sama G to G di ASEAN cenderung stagnan? Penulis menengarai ada beberapa faktor penyebab.

Pertama, latar belakang pendirian ASEAN cenderung karena dorongan dari pihak-pihak di luar kawasan Asia Tenggara yang menginginkan stabilitas politik di kawasan tersebut untuk melancarkan kepentingan ekonominya. Akibatnya, selama ini peran ASEAN lebih kuat sebagai lembaga resolusi konflik. 

Kedua, negara-negara ASEAN secara alamiah punya keunggulan komparatif yang sama, yaitu sebagai negara agraris maritim dengan produk yang relatif sama, kecuali Singapura (negara kota) dan Laos (negara landlocked). Secara alamiah pula negara-negara ASEAN merupakan kompetitor satu sama lain dalam ekspor produk pertanian dan perikanan. 

Ketiga, negara-negara ASEAN tidak terintegrasi secara geografis sehingga posisi geopolitik setiap negara berbeda. Proyek pembangunan kereta cepat trans-Singapura-Malaysia-Tiongkok tak punya pengaruh positif secara signifikan bagi pembangunan kawasan timur ASEAN, seperti Brunei, Indonesia, dan Filipina. Demikian pula dengan pembangunan waduk-waduk di Laos yang memasok listrik hingga ribuan megawatt yang memosisikannya sebagai "Battery of ASEAN" tidak berpengaruh pada keseluruhan kawasan, kecuali pada subkawasan Indocina. 

Keempat, negara-negara ASEAN secara historis memiliki riwayat konflik antarnegara yang cukup rumit. Persoalan batas wilayah, lalu lintas pekerja migran, dan perdagangan tradisional di perbatasan masih menjadi isu yang relevan hingga saat ini. 

Kelima, perbedaan level ekonomi antarnegara menyebabkan adanya perbedaan kemampuan mengimplementasikan suatu kesepakatan pada setiap negara. Perbedaan tersebut juga menyebabkan disparitas pertumbuhan antarbagian dalam kawasan ataupun subkawasan. 

Keenam, ketiadaan kepemimpinan ASEAN. Selama 20 tahun terakhir tidak ada satu pun pemimpin negara ASEAN yang berani mengambil inisiatif kepemimpinan di ASEAN. Mereka cenderung kurang memedulikan kerja sama regional, menyebabkan divergensi makin menguat. Masalah penanganan pengungsi Rohingya dan kabut asap menjadi contohnya. 

Ketujuh, para pejabat tinggi negara ASEAN cenderung bersifat wait and see dan menghindari komitmen. Mereka sering kali menyesalkan kerja sama ASEAN yang tidak maju-maju tanpa berani melakukan terobosan. Hal tersebut laksana orang yang hanya menunggu buah jatuh dari pohon tanpa berusaha mengambil buah dengan cara lain. Lee (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ASEAN bersandarkan pada mimpi integrasi dan satu komunitas, tetapi cenderung menuju kegagalan karena berbasis pada kerja sama antarpemerintah yang lemah. 

Kedelapan, ASEAN saat ini sedang terbelah oleh berbagai kerja sama kawasan lain yang lebih dinamis dan menjanjikan bagi negara pesertanya, seperti Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). APEC memberikan dorongan yang lebih dinamis bagi kerja sama ekonomi meskipun bersifat sukarela dan tak mengikat secara hukum. Sementara itu, TPP menawarkan liberalisasi perdagangan yang sangat ambisius dan menjanjikan akses pasar yang lebih luas bagi 12 negara anggotanya, termasuk sejumlah negara ASEAN (Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Singapura) yang menguasai 40 persen ekonomi dunia. 

Kedelapan faktor di atas sulit untuk diselesaikan tanpa keberanian setiap negara untuk melakukan terobosan. Apabila dibiarkan berlarut-larut, masa depan kerja sama ASEAN terancam tidak menentu dan cenderung menjadi arena rendezvous para pejabatnya saja. Ternyata di usia ke-48, masa depan ASEAN pun belum pasti.

Andre Notohamijoyo
Delegasi RI dalam Forum Kerja Sama ASEAN Bidang Pertanian dan Kehutanan; Bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 7 dengan judul "Masa Depan ASEAN".




reff : http://analisisnindonesia.blogspot.com/2015/11/masa-depan-asean.html