Minggu, 24 April 2016

Penggunaan Kromatografi Kolom




            Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental. Kolom yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan pada kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan kapas.Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk kedalam corong pisah tidak boleh dipadatkan.
            Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.
             Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan putusnya penyerap pada kolom.Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesuai dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga sampelakan lebih mudah merata. Sampel dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan menggunakan pipet tetes, penetesan sampel dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan memutar sehingga sampel dapat menyebar dengan baik.
            Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.




reff : http://pattinamakevin.blogspot.com/2015/04/penggunaan-kromatografi-kolom.html

Protocolos notariales centenarios de la provincia de Huesca

La mayor parte de los protocolos notariales centenarios de la provincia de Huesca se conservan en el Archivo Histrico Provincial. Son ms de 12.000 volmenes y el ms antiguo est fechado en 1365.
El Archivo Histrico Provincial guarda los protocolos de los distritos notariales de Huesca, Barbastro y Jaca, adems de un peque?o nmero del distrito de Bolta?a. Los protocolos que se encontraban en los archivos notariales de los distritos de Benabarre, Bolta?a, Fraga, Sari?ena y Tamarite se perdieron durante la guerra civil.


Otros archivos o centros conservan, sin embargo, peque?os fondos de protocolos notariales de la provincia de Huesca que pueden ir desde un volumen hasta cerca de un centenar. Son los siguientes:
Archivos de protocolos
  • Archivo de protocolos de La Almunia de Do?a Godina (Zaragoza)
  • Archivo Histrico de Protocolos de Zaragoza

    Archivos eclesisticos
    • Archivo de la catedral de Huesca
    • Archivo de la catedral de Jaca
    • Archivo de la catedral de Lrida
    • Archivo diocesano de Huesca

      Archivos estatales
      • Archivo de la Corona de Aragn
      • Archivo Histrico Nacional

        Archivos Histricos Provinciales
        • Archivo Histrico Provincial de Lrida
        • Archivo Histrico Provincial de Zaragoza.

          Archivos municipales
          • Archivo municipal de Adahuesca
          • Archivo municipal de Albelda
          • Archivo municipal de Alcolea de Cinca
          • Archivo municipal de Almudvar
          • Archivo municipal de Ans
          • Archivo municipal de Arn
          • Archivo municipal de Barbastro
          • Archivo municipal de Castejn de Monegros
          • Archivo municipal de Fraga
          • Archivo municipal de Graus
          • Archivo municipal de Huesca
          • Archivo municipal de La Sotonera (Bolea)
          • Archivo municipal de Panticosa

            Archivos privados
            • Archivo de Casa Lucas (Panticosa)
            • Archivo de Casa Notario (Labuerda)
            • Archivo de la Casa Castro-Condes de la Rosa (Sdaba)
            • Archivo del Barn de Valdeolivos-Casa Ric (Fonz)

              Otros centros
              • Biblioteca Pblica de Huesca
              • Cortes de Aragn

                La informacin sobre los protocolos notariales que se encuentran en otros archivos (notarios, lugares, fechas) se ha recogido, hasta donde ha sido posible, en bases de datos del Archivo Histrico Provincial.




                reff : http://dara-documentos-y-archivos-de-aragon.blogspot.com/2015/08/donde-se-conservan-los-protocolos.html

                Observarium Bosscha, yuk kita lihat lebih dekat!




                Lembang disebut sebagai KOTA BINTANG (Bersih, Indah, Nyaman, Tertib, dan Anggun). Kota Lembang dikenal di dunia internasional karena keberadaan Observatorium Bosscha yang telah berusia 80 tahun. Observatorium Bosscha memiliki fasilitas teropong bintang dan perpustakaan astronomi yang terbaik dan terlengkap koleksinya di Asia Tenggara. Dalam The Astronomical Almanac, nama Lembang tercantum sebagai salah satu tempat di antara beberapa ratus tempat di dunia yang terpilih sebagai lokasi peneropongan bintang.

                Observatorium Bosscha didirikan pada 1 Januari 1923 ditandai dengan mulainya perencanaan pembangunan Refractor Ganda Zeiss dengan diameter lensa sebesar 60 cm (24 inchi) dan panjang titik api sekitar 11 meter. Saat pembangunannya selesai pada 7 Juni 1928, teleskop ini menambah jajaran teleskop yang diperhitungkan di belahan Bumi Selatan. Ketika itu teleskop besar yang mengeksplorasi langit selatan hanya refraktor Bloemfontein 27 ? inchi di Afrika Selatan (berdiri 1928) dan refraktor Mount Stromo 26 ? inchi di Australia (berdiri 1925).

                Teleskop utama di Observatorium Bosscha adalah refraktor Ganda Zeiss 60-cm (1928) yang digunakan untuk pengamatan bintang ganda dan planet. Berikutnya adalah teleskop tipe Schmidt ?BimaSakti? dengan diameter cermin 71-cm yang merupakan satu-satunya teleskop survey di kawasan Asia Tenggara dan dibangun atas sumbangan UNESCO tahun 1960. Teleskop lainnya adalah teleskop Cassegrain GOTO 45-cm (hibah pemerintah Jepang tahun 1989), teleskop Unitron 10.2-cm dan teleskop Bamberg 37-cm.


                Observatorium Bosscha merupakan sebuah laboratorium astronomi yang menjadi perintis perkembangan astronomi dan ilmu pengetahuan antariksa di Indonesia. Kontinuitas kerja dan tanggung jawab untuk mengembangkan astronomi antar generasi di Indonesia merupakan tugas penting yang dilaksanakan Observatorium Bosscha hingga saat ini. Keberadaan Observatorium ini membuka jembatan untuk beinteraksi dengan dunia ilmiah internasional melalui tukar menukar ilmu pengetahuan.


                Keberadaan Observatorium Bosscha memberi kontribusi penting bagi pendidikan formal maupun informal. Observatorium ini dipergunakan sebagai laboratorium astronomi bagi pendidikan sarjana dan pasca sarjana serta sebagai model Observatorium maupun museum astronomi dalam dunia arsitek dan seni rupa. Selain itu, setiap tahun puluhan ribu siswa berkunjung ke Observatorium Bosscha untuk mempelajari alam semesta melalui interaksi langsung dengan astronom dan pengamatan benda langit menggunakan teleskop.


                Observatorium Bosscha merupakan aset berharga bagi bangsa Indonesia sehingga lingkungan di sekitarnya perlu dijaga kelestariannya. Lingkungan Observatorium harus tetap terjaga dari polusi cahaya maupun polusi angkasa (kandungan aerosol), agar pengamatan benda langit tidak terganggu. Konservasi terhadap kawasan di sekitar Observatorium telah dilakukan dengan menjadikan Observatorium Bosscha sebagai Benda Cagar Budaya. Lingkungan konservasi tidak menghalangi ?pembangunan? Lembang, namun sebaliknya, konsep pembangunan Lembang perlu difikirkan keunikannya dengan tidak meniru pembangunan kota pada umumnya.



                reff : http://langitutara23451.blogspot.com/2010/04/observarium-bosscha-yuk-kita-lihat.html

                OJK Dorong Akses Pelayanan Jasa Keuangan Masyarakat


                Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penyediaan infrastruktur untuk membuka akses pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat guna menjamin program financial inclusion berlangsung sukses dan berkelanjutan dengan strategi komprehensif dan dukungan semua pihak.


                Siaran Pers OJK di Jakarta, Sabtu menyebutkan komitmen untuk mendorong financial inclusion itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Muliaman D Hadad dalam orasi wisuda Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu.


                Menurut Muliaman, pembukaan akses keuangan bukan hanya sekedar memberikan kredit kepada kelompok productive poor, namun juga lebih luas dari itu, yaitu perlu adanya perubahan cara pandang dari masyarakat yang selama ini belum terbiasa terlayani jasa lembaga keuangan, yakni dari sekedar berpikir untuk bertahan hidup menjadi merencanakan hidup mereka ke depan. Karena itu,diperlukan pengetahuan keuangan masyarakat yang memadai.


                OJK dalam hal ini mempunyai kewenangan selain pengaturan dan pengawasan institusi keuangan yang terpadu, juga untuk menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian lebih dalam perlindungan dan edukasi bagi konsumen.


                Dengan mempertimbangkan bahwa sasaran edukasi konsumen keuangan ini sangat luas dan bervariasi maka beberapa produk/jasa keuangan harus mempertimbangkan aspek fleksibilitas, sehingga diharapkan adanya program-program edukasi masif secara nasional, kampanye nasional dan terobosan inovasi produk dan jasa keuangan yang lebih variatif sehingga mampu menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat.


                Hal lainnya yang akan berperanan penting dalam program Financial Inclusion adalah tersedianya dukungan teknologi informasi yang memadai, terutama untuk saluran distribusi industri keuangan. Pembukaan akses terhadap jasa keuangan tidak melulu harus dilakukan dalam bentuk kehadiran fisik bank/lembaga keuangan.


                Untuk beberapa daerah jauh atau terpencil misalnya, penerapan konsep kerja sama dengan kantor pos dan branchless banking merupakan alternatif jawaban yang dapat menjadi solusi yang efisien dan efektif.


                Perlindungan konsumen



                Selain dari pada itu, OJK juga akan mengefektifkan dan memperkuat bentuk-bentuk perlindungan konsumen yang selama ini masih tersebar, sehingga bersama-sama dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi akan mewujudkan level of playing field yang sama antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen keuangan.


                Pada tahun 2013, OJK telah memulainya dengan melaksanakan dua program strategis yaitu pembentukan sistem pelayanan konsumen keuangan terintegrasi (Financial Customer Care) untuk meningkatkan ketersediaan informasi bagi masyarakat dan pelayanan pengaduan konsumen keuangan sesuai dengan kewenangan OJK.



                Kemudian membuka layanan bagi pengaduan masyarakat apabila terjadi sengketa yang tidak dapat diselesaikan antara konsumen dengan lembaga keuangan. Layanan pengaduan ini akan berfungsi sebagai mekanisme untuk mencari solusi terbaik penyelesaian sengketa tersebut.


                Serta meluncurkan cetak biru Literasi Keuangan Nasional yang meliputi edukasi, transparansi, dan pemberdayaan konsumen yang diharapkan akan menumbuhkan pemahaman pengetahuan aspek keuangan masyarakat untuk menghindari kejahatan dan kecurangan di bidang keuangan.(tp)







                reff : http://beritabisektris.blogspot.com/2013/02/ojk-dorong-akses-pelayanan-jasa.html

                Sabtu, 23 April 2016

                BANCA ETRURIA E LA LOGGIA MASSONICA P2 DI LICIO GELLI





                (N.d.r.) Non avevo ancora toccato il delicato tema del "Decreto salva banche" e la conseguente ricaduta sugli obligazionisti delle suddette Banche salvate. Voglio soffermare la vostra attenzione su un'articolo che pubblicher? integralmente del sito "linkiesta.it""datato 12 febbraio 2015, dove vengono messe in luce particolari circostanze che oserei dire inquietanti e che legano la Banaca Etruria con la Loggia Massonica P2di Licio Gellie alcuni misteriosi suicidi avvenuti tra gli anni '80 e '90.:


                L'Editoriale:
                L?ultimo tassello della storia ? il commissariamento da parte di Banca d?Italia di mercoled? 11 febbraio 2015, ma vale la pena ripercorrere gli ultimi trent?anni di Banca Etruria, l?istituto di credito dove ? vice presidente Pier Luigi Boschi,padre del ministro per le Riforme Maria Elena Boschi,(e dove ha lavorato anche il fratello Emanuele ndr),specializzato nella fornitura di oro, in questi giorni al centro di una bufera mediatica oltre che per le perdite eccessive pure per i movimenti sospetti sul decreto del governo per la riforma delle banche popolari. Perch questa banca, nata nel 1882, ?dopo fusioni e incorporazioni fra Banche Popolari pi? che centenarie? si legge sul sito, ha avuto sempre il cuore pulsante in Arezzo.Si tratta di comune toscano di pi? di 100mila abitanti, noto alle cronache dei misteri d?Italia per un cittadino illustre, quel Licio Gelli, ex maestro venerabile della P2, che all?inizio degli anni ?80 fece tremare la politica e soprattutto gli apparati militari pi? importanti dello Stato. Forse ? inevitabile, forse no, sta di fatto che la storia di Banca Etruria s?interseca con quella di Arezzo, provincia di democristiani di ferro (a Pieve Santo Stefano nacque Amintore Fanfani ndr)e in particolare della Propaganda 2, la loggia massonica del Grande Oriente d?Italianata nel 1976 che la Commissione parlamentare presieduta da Tina Anselmidefin? come ?una vera e propria organizzazione criminale?.E proprio tra le carte della commissione si possono scoprire i legami tra il Gran Maestro Venerabile e l?istituto negli anni ?80, dove Gelli disponeva del ?conto Primavera?, ma anche di suicidi sospetti fino agli anni ?90.La Toscana ? terra di banche, di esponenti della Democrazia Cristiana finiti nelle liste della P2, di misteri e di massoneria. E? un cerchio fatto di relazioni molto strette, un groviglio armonioso, dove tutti sanno tutto, ma alla fine niente ? mai chiaro. Lo testimonia l?ultimo scandalo del Monte dei Paschi di Siena, con la morte di David Rossi.(N.d.r.) giornalista, vice direttore e responsabile dell?Ufficio comunicazione del Monte dei Paschi di Siena, suicidio per cui la Procura della Repubblica di Siena ha riaperto le indagini il 16 Novembre 2015.
                L?Etruria non ? da meno. Bisogna tornare al 1983, quando un uomo viene trovato ucciso con un colpo di pistola alla tempia in casa sua. Si tratta di Mario Lebole,fondatore di uno dei pi? importanti esempi di industria del tessile italiano.Lebole non ? un personaggio qualunque. All?epoca, oltre che conosciuto in tutta Italia per le sue capacit? imprenditoriali, ? consigliere di amministrazione proprio di Banca Etruria.Soprattutto ? uno dei pi? fidati di Gelli.? un piduista, ma ? anche quello che ha ceduto al Venerabile l?attuale Villa Wanda, prima chiamata villa di Santa Maria: a Castiglion Fibocchi in uno degli stabilimenti Lebole verranno trovate le liste della P2. Il capitano d?industria aretino non ? stato l?unico consigliere di Banca Etruria iscritto alla massoneria.C?? pure Renato Pellizzeraltro nome negli elenchi della P2, che fu anche presidente di Etruria Leasing, che poi sar? incorporata dalla banca di Arezzo.Ma i misteri non sono finiti qui. Perch intorno all?Etruria negli anni ?90 compare un'altra morte tragica. Un altro suicidio sospetto. ? il 18 agosto del 1992. Verso le otto del mattino, nella campagna di Reggello, a pochi chilometri da Firenze, viene trovato il cadavere del ragioniere Emilio Mannucci,vicepresidente sempre della finanziaria Etruria Leasing, controllata dalla Banca Popolare dell' Etruria. Rebus, enigmi, misteri. Le cronache di Repubblica dell?epoca riportano il virgolettato dell?avvocato di famiglia, tale Gabriele Scarabottolo che dice: ?Un uomo cos? cattolico non si sarebbe mai ucciso.Per togliersi la vita occorrono gravi motivi. Per uno come lui il motivo doveva essere molto forte. Spulcer? giorno per giorno gli ultimi sei mesi di vita di Mannucci. Soprattutto bisogna indagare sugli affari della finanziaria. Di voci ne ho sentite tante, anche quella che vuole un intreccio tra Licio Gelli e la Banca popolare dell' Etruria e del Lazio?.In realt? la magistratura non trov? niente in merito. Ma qualcosa tra questa banca popolare e Gelli lo trov? la Commissione Anselmi. Che scopr? il conto di Gelli in Etruria, il famoso conto Primavera, dove diversi affiliati alla loggia versavano le proprie quote di partecipazione. Dc e banche. Tra gli storici esponenti politici di Arezzo che finirono nelle liste della P2 ci fu pure Brunetto Bucciarelli-Ducci, ex vicepresidente della Camera dei Deputati, poi giudice Costituzionale, democristiano di ferro. In quel groviglio armonioso che ? la Toscana lo conoscevano tutti, il figlio Paolo fu notaio proprio in Banca Etruria. E pure il padre di Maria Elena Boschi, Pier Luigi, che da sempre ? stato vicino alla Dc, corrente di Arnaldo Forlani, lo ha sempre stimato. Ma questa ? un?altra storia.


                Articolo correlato:
                Marco Travaglio Il Fatto Quotidiano


                PER ASCOLTARE LA TRASMISSIONE CLICCA SUL PLAY NELLA CONSOLLE SOTTOSTANTE




                Post segnalato su G+




                reff : http://fahrenheit912.blogspot.com/2015/12/banca-etruria-e-la-loggia-massonica-p2.html