Senin, 25 April 2016
âThe Essences of Realityâ, Eastern European contemporary artists @ Brukenthal Museum Sibiu

?The Essences of Reality?, Eastern European contemporary artists @ Brukenthal Museum Sibiu
(H) GYRFFY Lszl | HERMAN Levente | MISETICS Mtys (H)(RO) Radu BELCIN | Francisc CHIUARIU | Flavia PITI | Bogdan RAA (RO)
reff : http://flavia-pitis.blogspot.com/2013/11/the-essences-of-reality-eastern.html
Minggu, 24 April 2016
Penggunaan Kromatografi Kolom
Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.
reff : http://pattinamakevin.blogspot.com/2015/04/penggunaan-kromatografi-kolom.html
Protocolos notariales centenarios de la provincia de Huesca

- Archivo de protocolos de La Almunia de Do?a Godina (Zaragoza)
- Archivo Histrico de Protocolos de Zaragoza
- Archivo de la catedral de Huesca
- Archivo de la catedral de Jaca
- Archivo de la catedral de Lrida
- Archivo diocesano de Huesca
- Archivo de la Corona de Aragn
- Archivo Histrico Nacional
- Archivo Histrico Provincial de Lrida
- Archivo Histrico Provincial de Zaragoza.
- Archivo municipal de Adahuesca
- Archivo municipal de Albelda
- Archivo municipal de Alcolea de Cinca
- Archivo municipal de Almudvar
- Archivo municipal de Ans
- Archivo municipal de Arn
- Archivo municipal de Barbastro
- Archivo municipal de Castejn de Monegros
- Archivo municipal de Fraga
- Archivo municipal de Graus
- Archivo municipal de Huesca
- Archivo municipal de La Sotonera (Bolea)
- Archivo municipal de Panticosa
- Archivo de Casa Lucas (Panticosa)
- Archivo de Casa Notario (Labuerda)
- Archivo de la Casa Castro-Condes de la Rosa (Sdaba)
- Archivo del Barn de Valdeolivos-Casa Ric (Fonz)
- Biblioteca Pblica de Huesca
- Cortes de Aragn
reff : http://dara-documentos-y-archivos-de-aragon.blogspot.com/2015/08/donde-se-conservan-los-protocolos.html
Observarium Bosscha, yuk kita lihat lebih dekat!

Lembang disebut sebagai KOTA BINTANG (Bersih, Indah, Nyaman, Tertib, dan Anggun). Kota Lembang dikenal di dunia internasional karena keberadaan Observatorium Bosscha yang telah berusia 80 tahun. Observatorium Bosscha memiliki fasilitas teropong bintang dan perpustakaan astronomi yang terbaik dan terlengkap koleksinya di Asia Tenggara. Dalam The Astronomical Almanac, nama Lembang tercantum sebagai salah satu tempat di antara beberapa ratus tempat di dunia yang terpilih sebagai lokasi peneropongan bintang.
Observatorium Bosscha didirikan pada 1 Januari 1923 ditandai dengan mulainya perencanaan pembangunan Refractor Ganda Zeiss dengan diameter lensa sebesar 60 cm (24 inchi) dan panjang titik api sekitar 11 meter. Saat pembangunannya selesai pada 7 Juni 1928, teleskop ini menambah jajaran teleskop yang diperhitungkan di belahan Bumi Selatan. Ketika itu teleskop besar yang mengeksplorasi langit selatan hanya refraktor Bloemfontein 27 ? inchi di Afrika Selatan (berdiri 1928) dan refraktor Mount Stromo 26 ? inchi di Australia (berdiri 1925).
Teleskop utama di Observatorium Bosscha adalah refraktor Ganda Zeiss 60-cm (1928) yang digunakan untuk pengamatan bintang ganda dan planet. Berikutnya adalah teleskop tipe Schmidt ?BimaSakti? dengan diameter cermin 71-cm yang merupakan satu-satunya teleskop survey di kawasan Asia Tenggara dan dibangun atas sumbangan UNESCO tahun 1960. Teleskop lainnya adalah teleskop Cassegrain GOTO 45-cm (hibah pemerintah Jepang tahun 1989), teleskop Unitron 10.2-cm dan teleskop Bamberg 37-cm.
Observatorium Bosscha merupakan sebuah laboratorium astronomi yang menjadi perintis perkembangan astronomi dan ilmu pengetahuan antariksa di Indonesia. Kontinuitas kerja dan tanggung jawab untuk mengembangkan astronomi antar generasi di Indonesia merupakan tugas penting yang dilaksanakan Observatorium Bosscha hingga saat ini. Keberadaan Observatorium ini membuka jembatan untuk beinteraksi dengan dunia ilmiah internasional melalui tukar menukar ilmu pengetahuan.
Keberadaan Observatorium Bosscha memberi kontribusi penting bagi pendidikan formal maupun informal. Observatorium ini dipergunakan sebagai laboratorium astronomi bagi pendidikan sarjana dan pasca sarjana serta sebagai model Observatorium maupun museum astronomi dalam dunia arsitek dan seni rupa. Selain itu, setiap tahun puluhan ribu siswa berkunjung ke Observatorium Bosscha untuk mempelajari alam semesta melalui interaksi langsung dengan astronom dan pengamatan benda langit menggunakan teleskop.
Observatorium Bosscha merupakan aset berharga bagi bangsa Indonesia sehingga lingkungan di sekitarnya perlu dijaga kelestariannya. Lingkungan Observatorium harus tetap terjaga dari polusi cahaya maupun polusi angkasa (kandungan aerosol), agar pengamatan benda langit tidak terganggu. Konservasi terhadap kawasan di sekitar Observatorium telah dilakukan dengan menjadikan Observatorium Bosscha sebagai Benda Cagar Budaya. Lingkungan konservasi tidak menghalangi ?pembangunan? Lembang, namun sebaliknya, konsep pembangunan Lembang perlu difikirkan keunikannya dengan tidak meniru pembangunan kota pada umumnya.
reff : http://langitutara23451.blogspot.com/2010/04/observarium-bosscha-yuk-kita-lihat.html
OJK Dorong Akses Pelayanan Jasa Keuangan Masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penyediaan infrastruktur untuk membuka akses pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat guna menjamin program financial inclusion berlangsung sukses dan berkelanjutan dengan strategi komprehensif dan dukungan semua pihak.
Siaran Pers OJK di Jakarta, Sabtu menyebutkan komitmen untuk mendorong financial inclusion itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Muliaman D Hadad dalam orasi wisuda Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu.
Menurut Muliaman, pembukaan akses keuangan bukan hanya sekedar memberikan kredit kepada kelompok productive poor, namun juga lebih luas dari itu, yaitu perlu adanya perubahan cara pandang dari masyarakat yang selama ini belum terbiasa terlayani jasa lembaga keuangan, yakni dari sekedar berpikir untuk bertahan hidup menjadi merencanakan hidup mereka ke depan. Karena itu,diperlukan pengetahuan keuangan masyarakat yang memadai.
OJK dalam hal ini mempunyai kewenangan selain pengaturan dan pengawasan institusi keuangan yang terpadu, juga untuk menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian lebih dalam perlindungan dan edukasi bagi konsumen.
Dengan mempertimbangkan bahwa sasaran edukasi konsumen keuangan ini sangat luas dan bervariasi maka beberapa produk/jasa keuangan harus mempertimbangkan aspek fleksibilitas, sehingga diharapkan adanya program-program edukasi masif secara nasional, kampanye nasional dan terobosan inovasi produk dan jasa keuangan yang lebih variatif sehingga mampu menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat.
Hal lainnya yang akan berperanan penting dalam program Financial Inclusion adalah tersedianya dukungan teknologi informasi yang memadai, terutama untuk saluran distribusi industri keuangan. Pembukaan akses terhadap jasa keuangan tidak melulu harus dilakukan dalam bentuk kehadiran fisik bank/lembaga keuangan.
Untuk beberapa daerah jauh atau terpencil misalnya, penerapan konsep kerja sama dengan kantor pos dan branchless banking merupakan alternatif jawaban yang dapat menjadi solusi yang efisien dan efektif.
Perlindungan konsumen
Selain dari pada itu, OJK juga akan mengefektifkan dan memperkuat bentuk-bentuk perlindungan konsumen yang selama ini masih tersebar, sehingga bersama-sama dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi akan mewujudkan level of playing field yang sama antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen keuangan.
Pada tahun 2013, OJK telah memulainya dengan melaksanakan dua program strategis yaitu pembentukan sistem pelayanan konsumen keuangan terintegrasi (Financial Customer Care) untuk meningkatkan ketersediaan informasi bagi masyarakat dan pelayanan pengaduan konsumen keuangan sesuai dengan kewenangan OJK.
Kemudian membuka layanan bagi pengaduan masyarakat apabila terjadi sengketa yang tidak dapat diselesaikan antara konsumen dengan lembaga keuangan. Layanan pengaduan ini akan berfungsi sebagai mekanisme untuk mencari solusi terbaik penyelesaian sengketa tersebut.
Serta meluncurkan cetak biru Literasi Keuangan Nasional yang meliputi edukasi, transparansi, dan pemberdayaan konsumen yang diharapkan akan menumbuhkan pemahaman pengetahuan aspek keuangan masyarakat untuk menghindari kejahatan dan kecurangan di bidang keuangan.(tp)
reff : http://beritabisektris.blogspot.com/2013/02/ojk-dorong-akses-pelayanan-jasa.html