Do?a dan Rupa
Dengan do?a aku berpuisi
Dengan rupa aku berbudi
Aku berpuisi tentang cinta
Rindu dendam tamu di jiwa
Aku berpuisi tentang alam
Terbang ke tangan sang Tuhan
Aku berpuisi dalam nyanyian
Lagu paling lama dalam renungan
Aku berpuisi tentang Tuhan
Di antara segalanya adalah suratan
Aku berpuisi tentang puteri
Elok memberi senyum pelangi
Aku berpuisi tentang raja
Keras melempar dalam bahasa
Aku berpuisi tentang manusia
Di antara kita adalah dosa
Aku berpuisi tentang surga
Bidadari yang paling rupa
Aku berpuisi tentang neraka
Hangus terbakar api hina
Aku berpuisi tentang maut
Air mata yang paling takut
Aku berpuisi dalam do?a
Tiada lagi topeng menutup muka
Semua telah kujelajahi
Tapi hanya kata yang berlari
Bahasaku sirna
Putus kata dan dadaku hampa
Jika do?aku hilang
Dan rupa memandang liar
Bulan memnidurkan perasaan
Setelah lama hanya bayangan
Hingga do?a menemukan rupa yang hilang
Membawa seluruhnya pulang
Semoga do?a dan rupa ini
Menjadi yang paling budi
Aku
Telah kudengar tanah berdebu
Berbisik padaku tentang aku
Aku remasan kuat dari tangan alam
Jatuh pada wadah anggur yang memabukkan
Aku kata yang putus makna
Menjadi bunyi suara liar
Aku dari awan yang hanya mendung
Tak ?kan jadi hujan
Aku dari gunung batu-batu
Terbalut putih salju
Lombok, 2005
Bumi
Lahir dari api
Kau jelita kesayangan alam,
Puterinya yang subur,
Mata yang melihatnya,
Tangan yang meminta
yang selalu diberikan
Asal masih berputar tenang,
Berayun senang
Damai sungai-sungai
darah malammu dari luka yang terobati
Dan kau bersuara untuk besok
Pada burung-burung berkicau
Dalam pagi biji yang penuh
Di bumi ini
Lombok, 2005
Al-Qur?an
Mahkotaku, kau!
Kau bacaan jiwa, gunung nyawa
Beribu kekasih
Kau sorakan kasih
Layar damai!
Kau santun tirai
Kau hujan berderai
Gelora bumi langit menari
Kau dengung hati
dalamruang abadi
Kau lidah kata
Bunyi segala
Kau cahaya rupa
Tinta surya
Kutuju di mana pun kau selalu
Selalu pada segala sesuatu
Lombok, 2005
Berkasih Sakit
Di hitam matamu mendung jiwamu
Segera ?kan merintik air matamu
Basah tangismu di lidah bunga
Bibirmu mencelup di goresan pena
Tetumbuhan kekasih padang
Kekasih gunung
Kekasih bukit
Tapi kau berkasih sakit
Desir berdebu angin lalu
Masih dalam sedihmu selalu
Temankan itu denganku!
Saat bersama dirimu
Lombok, 2005
Ababil
Dari langit seribu matahari
Dari sarang pagar api
Dari ranting timur dan barat
Dari tangan sang Malaikat
seribu sayap
T?lah dilepas Ababil
Dengan sayap Jibril
Dengan cakar petir
Dengan mata nyala api
seribu kali
Telah memanah Ababil
Dengan peluru tajam seribu
Dari neraka panas batu-batu
Ababil dari malam yang halus
Dalam gelap tiada putus
Lombok, 2005
Bersatu Damai
Dalam kerajaan hatiku
Kau purnama lampu istanaku
Jantung bunga pendampingku
Dalam kerajaan hatiku
Kau kursi atas dudukku
Seperti layar pucuk tirai
Seperti awan bersatu damai
Jatuh cintaku
Kau tangan yang mengangkatnya
Bertepuk bunyi kukatakan cinta
Kupandang gembira wajah tawa
Hening waktuku
Kau letusan gunung bukan api
Bangunku terkejut,
mendengar kembali yang bersahut
Dalam panas berperang
Kau awan hujan menjadi naungan
Rintikan lurus anak panah
Kaulah kemenangan cerah
Lombok, 2005
Bidadari
Dari mutiara langit yang hijau
Dari seluruh mata yang permata
Bidadari surga
Di parit bibirmu air madu
Di parit matamu air susu
Semua garis,,,, indah!
Semua garis,,,, tak patah!
Rambutmu benang yang hidup
Dari pelangi yang menumbuhkan bunga
Di atas tanah sut?ra
Matamu purnama selamnya
Dari hening malam
Dalam mimpi abadi
Dari sunyi kelam
Air minum matahari
Telah kupungut dengan do?a,wajahmu!
Dengan lidah angin yang berteriak
Dengan nafas udara harum bunga
Dalam mulut bumi yang berteriak
Dalam rindu ini ke surga kelak
Aku menyerahkan pelukan
Pada tanganmu yang menarikku
Di dadamu tahtaku
Lombok, 2005
reff : http://azizuny.blogspot.com/2013/07/antalogi-puisi.html
0 comments:
Posting Komentar