Rabu, 09 Maret 2016

Heroes And Heroines By (Stephen Leacock)

         "What Are you reading?" I asked the other day of a blue-eyed boy of ten curled up among the sofa cushions.
             he held out the book for me to see.
         "Dauntless Ned among the Cannibals," he answered.
            "Is it Exciting?" I inquired.
           "Not Very," said the child in a matter-of-fact tone.
       "But it's not bad. "
     I took the book from him and read aloud at the opened page.
        "In a compact mass the gigantic savages rushed upon our hero, shrieking with rage and ground fearlessly, his back to a banana tree. with a sweep of his cutlass he severed the head of the leading savage from this body , While with a back stroke of his dirk he stabbed another to the heart. But resistance against such, Ned was borne to the ground. His arms were then pinioned with stout ropes made of the fibers of the boo-booda tree. with shrieks of exultation the savages dragged our hero to an opening in the woods where a huge fire was burning, over which was suspended an enormous cauldron of bubbling oil. "Boil him, boil him!" yelled the savages, now wrought to the point of frenzy!
                      "that seems fairly exciting, isn't it?" I said
           "oh he won't get boiled," said the little boy. "He is the hero."
       So I knew that the child has already taken his first step in disillusionment of fiction.
       Of Course he was quite right as to Ned. This Wonder full youth, the hero with whom we all begin an acquaintance with books, passes unhurt through a thousand perils. Cannibals, Apache Indians, Was, Battles, Shipwrecks, leave him quite unscathed. At the most Ned gets a flesh wound which is healed, in exactly one paragraph, by that wonderful drug called a 'Simple'.
      But the most amazing thing about this particular hero, the boy Ned, is the way in which he turns up in all great battles and leading events of the world.
       It was Ned, for example , who at the critical moment at Gettysburg turned in his saddle to General Meade and said quietly, "General, the day is ours." If it is," Answered Meade, as he folded his field glass,"You alone, Ned, Have saved it."
        In the same way Ned was present at the crossing of the deal ware with Washington. thus:
  "what do you see, Ned?" said Washington as they peered from the leading boat into driving snow.
     "Ice," said Ned, "My Boy," Said The Great American General, And a tear froze upon his face as he spoke, "You have saved us all."
          "here is Ned at Runnymede when King John with pen in hand was about to sign the Magna Carta.
           "For a moment the king paused irresolute, the uplifted quill in his hand, While his crafty furtive eyes  indicated That he might yet break his plighted faith with assembled barons.
          Ned laid his mailed hand upon the parchment.
"Sign it," he said sternly, "or take the consequences."
              The King Signed.
"Ned," Said the baron de Bohen, As he removed his iron vizor from his bronzed face,"thou hast this day save all England."
            In the stories of our boyhood in which Ned figured, There was no such thing as a heroine, or practically none. At best she was broght in as an afterthought. It was announced on page three hundred and one that at the close of Ned's desperate adventures in the West indies he married the beautiful daughter of Don Diego, the Spanish governor of Portobello; Or else, at the end of the great war with Napoleon, that he married a beautiful and accomplished French girl. Whose parents had perished in the Revolution.
              Ned generally married away from home. In fact his marriages were intended to cement the nations, torn asunder by Ned's military career. But sometimes he returned to his native town, all sun-burned, scarred and bronzed from battle (the Bronzing effect of being in battle is always Noted( : he had changed from a boy to a man, that is, from a boy of fifteen to a man of sixteen. In such a case Ned marries in his 76 own home town.. It is done after this fashion.
                      "But who is this who advances smiling to greet him as he crosses the familiar threshold of the dear old house? Can this tall, Beautiful girl be Gwendoline, the child-play-mate of his boy-hood?"
                   Well, can it? I ask it of every experienced reader--can it or can it no 

The Author (Stephen Leacock)

                                




reff : http://storylf.blogspot.com/2014/11/heroes-and-heroines-by-stephen-leacock.html

Selasa, 08 Maret 2016

Klik. . .

Musalman: Alaaaa kalau tidak pakai tak boleh ke. .

Syamsul: Pakai la. . . . Lagi selamat. . .

Musalman: Sebelum nie tak pakai OK je. . .

Syamsul: Tapi sebelum tu kan pakai. . .


Klik bunyi Syamsul mengetipkan tali pada topi keledar Musalman agar terikat kemas. . . Bukan apa, Syamsul mahukan keselamatan dia & Musalman terjamin ketika menunggang nanti. . . Syamsul tidak mahu berlaku seperti-seperti di dalam iklan di TV, Botol sos tumpah pecah atas jalan, kerana Syamsul sayangkan diri Syamsul & Syamsul sayangkan diri Musalman. . . Musalman juga tahu akan itu, cumanya sesekali dia pandai bersikap nakal. . .

"Sakit" tiba-tiba Syamsul bersuara !!!. . . . . . .



reff : http://simpan-dalam-hati.blogspot.com/2012/02/klik.html

Pengaruh PH terhadap Aktivitas Enzim



Glukosa diperoleh dari pencernaan karbohidrat atau dari perubahan monosakarisda galaktosa dan fruktosa didalam hati atau dari pemecahan glikogen di dalam ati dan otot. Ini dibawa oleh sistem peredaran darah ke sel-sel yang membutuhkan. Metabolism selalu membutuhkan enzim untuk membantu reaksi-reaksi yang terjadi. Kadang-kadang enzim mebutuhkan pembantu berupa koenzim. Enzim adalah protein khusus yang berperan
sebagai katalisator dalam reaksi kimia, tetapi tidak mengalami perubahan selama proses berlangsung. Koenzim adalah zat organikbukan protein yang membantu aktivitas enzim. Banyak koenzim yang baian tubuhnya terdiri atas vitamin B          (Almatsier, 2004).
Enzim dapat ditermukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah amilase. Nama lain dari amilase adalah diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh daun atau biji yang sedang berkecambah. Aktivitas amilase dipengaruhi oleh garam-garam organik, pH, suhu dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut Hopkins, Cole dan Green (Miller, 1983) adalah 4,5-4,7 (Tim Pengajar, 2012).
Suatu kelompok dari partikel molekul yang  penting bagi semua organisme adalah sebuah protein kompleks besar bernama enzim. Untuk setiam reakasi kimia penting yang terjadi di dalam sel hidup, ada enzim tertentu yang memungkinkan percepatan reaksi. Tanpa enzim, rekasi kimia tersebut tidak akan bisa berjalan dengan cepat pada suhu normal (McElroy, 1968).
Banyak reaksi enzim, dimana substrat terikat di sisi aktiv yang disebut interaksi lemah, seperti ikatan hydrogen dan ikatan ion. Kelompok R dari sebagian asam amino yang membuat sisi aktiv katalis konversi sustrat menjai produk. Enzim bebas untuk mengambil substrat lain ke dalam sisi aktivnya (Campbell, 2010).




reff : http://bioclover.blogspot.com/2012/12/pengaruh-ph-terhadap-aktivitas-enzim.html

Matematika dan Kita

Tidak dapat dipungkiri kebanyakan dari guru mempunyai pengalaman tidak menyenangkan sewaktu mempelajari matematika di SD, SMP, atau SMA. Kenyataan ini tidak jarang berubah menjadi suatu kebencian terhadap apa saja yang berhubungan dengan matematika. Bahwasanya matematika tidak disenangi di masyarakat, antara lain ditunjukkann oleh sikap sebagian besar masyarakat yang phobi terhadap matematika. Sebagian masyarakat menganggap matematika kurang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak jarang timbul pertanyaan apa manfaat matematika dalam kehidupan mereka sehari-hari? Jelaslah bahwa matematika pada taraf yang lebih lanjut tidak ada gunanya ketika berjual beli beras. Taraf ketidakgunaannya sama dengan ilmu bedah. Tapi itu tidak berarti bahwa kita boleh menjatuhkan putusan bahwa matematika hanya boleh diketahui oleh sekumpulan orang tertentu saja. Secara langsung kemampuan spasial seorang dokter bedah akan sangat membantu untuk menentukan letak organ tubuh bagian dalam dari seorang pasiennya.

Tidak banyak yang menyadari bahwa dibalik setiap teknologi yang dapat menghemat tenaga, sumber daya dan pikiran telah digunakan terlebih dahulu berbagai hasil pemikiran matematika. Bagaimana dapat kita ramalkan bahwa hujan pertama yang akan turun di berbagai wilayah Indonesia pada musim hujan tahun depan? bagaimana dapat kita ketahui berapa banyak beras yang harus kita import tahun depan untuk menutupi kekurangan produksi beras dalam negeri?. Semuanya didasarkan atas catatan data pada waktu sebelumnya, yang kemudian dicari pola-pola keteraturannya dengan menggunakan matematika, untuk kemudian digunakan alat peramal.

Bagaimana pula dapat diketahui syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dalam membangun gedung pencakar langit tahan terhadap gempa bumi dengan kekuatan tertentu? Semua didasarkan atas perhitungan-perhitungan matematika. Sayangnya semua jerih payah yang dicurahkan untuk perhitungan tidak tampak pada gedung. Yang tampak hanyalah suatu hasil karya cipta seorang ahli bangunan, sehingga orang cenderung lebih berminat untuk masuk jurusan teknik sipil atau arsitektur daripada memasuki jurusan matematika.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu jawabannya adalah masyarakat termasuk guru belum semuanya memahami tentang apa dan bagaimana matematika itu. Guru matematika akan mampu menggunakan matematika untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, bila ia memahami dengan baik matematika yang akan digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila pemahaman guru terhadap matematika kurang baik berakibat penggunaan matematika sebagai wahana pendidikan tidak dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat juga membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal ini mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika seperti jujur, disiplin tepat waktu dan tanggung jawab. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan itu membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti itu dapat dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siswa berpikir rasional. Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia dan berhasil dalam karirnya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa merupakan mata pelajaran matematika kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika.

Bagaimana seorang guru berusaha menguasai matematika yang akan diajarkannya serta bagaimana mengajarkannya kepada siswa merupakan seni atau kita tersendiri. Tidak benar kalau anggapan bahwa seorang yang telah menguasai matematika dengan baik akan sendirinya mampu mengajarkannya dengan baik pula.

Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif dapat juga bersama-sama digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Penerapan cara kerja matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur, dan komunikatif.

Keabstrakan objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Inilah kunci penting yang harus diketahui guru matematika, dan diharapkan dapt dijadikan pendorongh lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran.





reff : http://amusbgr.blogspot.com/2009/06/matematika-dan-kita.html

Intercontinental Trout Masterclass in Tolmin

Simona and Ale attended Intercontinental Trout Masterclass,where they were invited to give a lecture on conservation genetics of marble trout and Adriatic grayling in the Soa catchment.

The aim of the workshop, organized by Continental Trout Conservation Fund (Rene Beaumont) and held in Tomin from 25. ? 29. Aug., was to introduce diverse conservation principles and aspects of freshwater wildlife to young people from different countries, who care about nature. The mascot of the workshop was indigenous trout, and the fil rouge was the story of success referring to the marble trout restoration project in the Soa River.
> Field work: ITM participants and Duan Jesenek discuss different marble trout phenotypes.





reff : http://balkantrout.blogspot.com/2014/09/intercontinental-trout-masterclass-in.html

Senin, 07 Maret 2016

Tobias Neumann: „Moldawien – da geht noch was!

Etwas traurig war ich schon, als ich die Nachricht erhielt, dass der Konvoi in die Ukraine dieses Jahr Opfer politischen Taktierens im Umfeld der Assoziierungsgespräche zwischen der Ukraine und der EU geworden war und abgesagt werden musste. Vergebens das Hoffen bis zum Schluss, die ganze Arbeit vom Maxim, Damien und Udo. Und verdammt viele Kinder, die dieses Jahr keinen Gruß von Kindern aus Deutschland zu Weihnachten bekommen sollten.

Aber? neben der Freude, Peter und Michael, die letztes Jahr schon zum wiederholten Mal in Odessa und Umgebung waren, nach einem Jahr wiederzusehen, war da eine immense Neugier auf ein mir bisher unbekanntes Land und neue Konvoiteilnehmer. Bei letzteren stellte sich schnell heraus, dass die Zusammensetzung ebenso gelungen war, wie letztes Jahr. Viele interessante Gespräche während der nur kurzen (!) Reisezeit, alle haben mit angefasst, wenn es darauf ankam, jeder hat sich eingebracht und viel zum Gelingen der Teamleistung beigetragen.

Und auch Moldawien konnte von Anfang an Punkte sammeln: neben einer herzlichen Aufnahme von sehr bemühten Rotariern, großem Interesse der deutschen Botschaft und örtlicher Medien hatte ich schnell das gute Gefühl, dass die Bereitschaft fremde Solidarhilfe anzunehmen, größer war, als in der Ukraine. Nach ersten Eindrücken in Chisinau (europäische Orientierung erkennbar) hatte ich kurzzeitig Zweifel, ob wir richtig waren. Aber bereits die erste Fahrt mit Michael, Ion und Vitali in eine Randgemeinde von Chisinau, deren Bürgermeister Vitali ist, machte schnell deutlich: hier sind die Päckchen für die Kinder gut aufgehoben. Beeindruckend für mich neben der Spannung der Kinder, der großen Vorfreude auf die Geschenke und das begeisterte Öffnen der liebevoll verpackten und gestalteten Geschenke war die Begegnung mit Vitali: immense Tatkraft und erkennbarer Einsatz mit dem Ziel, das Leben und die Bedingungen in ?seiner? Gemeinde für die Menschen zu verbessern.

Ein Erlebnis war sicherlich die Teilnahme an der Pressekonferenz mit dem Botschafter, Peter, Alex und Adrian. Aber auch die anschließende Fahrt mit Ben (gut durchgehalten!) in Adrians Dacia-Küchenlieferwagen in den Norden bei tollem Wetter hat mir das Land näher gebracht. Alle Übergaben in Singerei waren highlights: ich fühlte die Pakete willkommen, nicht nur von den Kindern, sondern auch von den Erwachsenen, egal ob Betreuer oder Eltern. Besonders rührend: einige Kinder hatten mit einfachen Mitteln Geschenke für die Schenker oder Gedichte vorbereitet. An meine emotionale Grenze gebracht hat mich der Besuch einer Einrichtung für behinderte Kinder: die Riesenfreude, die einfache Luftballons und Süßigkeiten auslösen können, werde ich nicht vergessen.  

Der Höhepunkt der Reise war allerdings Gagausien: Eine solche Armut und widrige Lebensumstände habe ich in Europa nicht für möglich gehalten. Dass im Jahre 2013 fließendes Trinkwasser, wintertaugliche/trockene Räume und hygienische Sanitäranlagen teilweise vollständig fehlen, hat mich umgehauen. Noch mehr, die Vorstellung, dass Kinder unter solchen Bedingungen aufwachsen müssen und Teile der kindlichen Energie dafür draufgehen, damit klarzukommen, anstelle Kind sein zu dürfen. Hier ist auf jeden Fall noch mega-viel zu tun und jeder Punkt der Freude, den ein Weihnachtspäckchen spenden kann, goldrichtig gesetzt. Hoffentlich können wir hier und überall auch im nächsten Jahr wieder helfen!!

Mein Riesendank geht neben Tommy und Peter für die tolle Organisation dem gesamten Team: Ihr habt maßgeblich dazu beigetragen, dass ich eine tolle und unvergessliche Woche erleben durfte! Allen eine fröhliche Weihnacht und? bis nächstes Jahr?

Tobias Neumann (RT117 Hannover)




reff : http://konvoi-nach-odessa.blogspot.com/2013/12/tobias-neumann-moldawien-da-geht-noch.html